Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/01/2018, 20:46 WIB
Markus Yuwono

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Air di danau dadakan di Luweng Blimbing atau goa vertikal di wilayah Dusun Serpeng Wetan, Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu, Gunung Kidul, Yogyakarta, mendadak hilang. Air tiba-tiba habis dalam waktu 2 jam dan luas luweng semakin melebar belasan meter.

Suharto, warga setempat, mengatakan, pasca-hujan deras pada 28 November 2017, luweng dipenuhi air dan digunakan sebagai obyek wisata. Namun, pada saat hujan deras dalam beberapa hari terakhir, termasuk pada puncaknya pada Minggu (21/1/2018), air yang awalnya hampir memenuhi cekungan habis.

"Sejak siang sekitar pukul 14.00 WIB (air berkurang) dan habis sekitar pukul 16.00 WIB," katanya saat ditemui di lokasi, Senin (22/1/2018).

Berdasarkan pengamatan, lubang dengan diameter sekitar 300 meter dan kedalaman sekitar 60 meter memang tidak ada airnya. Suara air jatuh ke dalam tanah terdengar jelas dari permukaan luweng. Di pinggir luweng juga terdapat gugusan tanah longsor baru.

"Selain airnya habis, sisi timur luweng juga mengalami longsor sehingga lubang melebar," imbuh Wartinah, warga lainnya.

(Baca juga: Terdengar Dentuman, Ternyata Kolam di Gunung Kidul Ambles Sedalam 6 Meter)

Dia menuturkan, saat air susut dirinya sedang beristirahat di sekitar lokasi seusai memanen kacang di ladangnya. Suara gemuruh air yang masuk ke dalam lubang di dasar luweng sempat membuat dirinya takut.

"Suaranya itu seperti gempa bumi, airnya masuk ke dalam lubang di dasar luweng. Lalu airnya habis," ucapnya.

Kepala Desa Pacarejo Suhadi mengatakan, pihaknya sudah mengimbau warga sekitar dan juga pengelola wisata untuk berhati-hati beraktivitas di sekitar lokasi. Sebab, tidak ada pengaman yang permanen.

Hanya seutas tali dan garis polisi pada sisi barat. Sementara itu, di beberapa sisi lainnya tidak ada pengaman.

"Kami sudah mengimbau kepada pengunjung maupun warga sekitar untuk berhati-hati karena  sekitar lokasi masih rawan longsor. Sejak luweng dipenuhi air, banyak pengunjung yang datang," tuturnya.

Pihaknya akan mengirim pemberitahuan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunung Kidul agar hal ini bisa segera ditindaklanjuti.

Sebenarnya pihaknya sudah meminta kepada pemerintah daerah untuk mengirimkan tenaga ahli saat luweng tersebut ambles beberapa waktu lalu, tetapi belum ada.

"Desa jelas tidak mungkin meminta penelitian karena anggarannya terbatas. Kami mohon ada solusi untuk peristiwa ini karena luweng terus melebar. Besuk saya akan mengirim surat ke BPBD," ucapnya.

Suhadi mengatakan, di desanya ada belasan luweng. Pihak desa mengupayakan untuk normalisasi agar tidak terjadi banjir seperti beberapa waktu lalu.

"Desa kami ada lima luweng yang aliran airnya tidak normal sehingga menyebabkan banjir. Nanti akan dinormalisasi," ujarnya.

 

 

Kompas TV Bukit setinggi 200 meter di Desa Tegal Rejo Gunung Kidul longsor.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com