Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/01/2018, 06:09 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho

Penulis

GROBOGAN, KOMPAS.com - Isak tangis pecah saat jenazah Tasmi (47) tiba di rumah duka di Desa Sumberagung, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Sabtu (20/1/2018) pagi.

Tasmi adalah seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja sebagai asisten rumah tangga di Malaysia. Sudah empat tahun ini, dia merantau ke Negeri Jiran dengan harapan perekonomian keluarganya berubah lebih baik.

Namun, impian Tasmi untuk merubah strata hidup itu kandas di tengah perjalanan. Pada 2 Desember 2017, Tasmi dikabarkan meninggal dunia karena sakit setelah sempat dirawat di Malaya Hospital, Malaysia. 

Artinya, jenazahnya baru dipulangkan 1,5 bulan setelah kabar berpulangnya Tasmi diterima keluarga.

Informasi berpulangnya Tasmi itu pun baru diterima oleh pihak keluarga sebulan setelahnya atau pada awal Januari 2018 melalui surat resmi dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Malaysia.

(Baca juga : Ambillah Mobilnya, tetapi Jangan Nyawa Suamiku)

Begitu jenazah Tasmi diturunkan dari ambulans hingga dibawa masuk ke rumah duka, para kerabat yang sudah lama menunggu pun tak kuasa menahan tangis. 

Ibunda Tasmi, Sripah (70), yang tak tahan menyaksikan jenasah anak semata wayangnya itu seketika pingsan. Nenek renta yang sudah lama berdiri di samping jenazah putrinya itu kemudian dibopong keluarganya masuk ke dalam kamar.

"Ya Allah, nduk-nduk," ungkap Sripah lirih.

Jenazah Tasmi dishalatkan terlebih dahulu di Masjid Desa Sumberagung lalu dimakamkan ke tempat pemakaman umum setempat pada siang hari. 

Suasana berkabung menyelimuti desa saat itu. Puluhan pelayat turut mengiringi jenazah Tasmi menuju liang lahat.

Bagi keluarga dan tetangga, Tasmi dikenal berkepribadian baik, religius dan sederhana.

"Mbak Tasmi orangnya baik dan tidak neko-neko. Ramah kepada siapa pun. Shalatnya rajin," tutur tetangga Tasmi, Karman.

TKI ilegal

Paman Tasmi, Supratman, menuturkan, Tasmi yang lulusan SD tersebut hijrah ke Malaysia mengikuti ajakan temannya. 

Pihak keluarga, lanjut dia, sempat putus komunikasi dengan Tasmi sejak dua tahun lalu. Sampai akhirnya muncul kabar tak terduga dari Tasmi yang memicu kekhawatiran pihak keluarga.

"Sebulan lalu Tasmi sempat menghubungi bahwa dia sakit di rumah sakit di Malaysia. Saat itu Tasmi minta dikirimi uang Rp 25 juta untuk berobat. Sayang, kami tidak bisa memenuhi permintaannya karena memang kondisi juga serba kekurangan," tutur Supratman.

Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Disnakertrans Kabupaten Grobogan, Hadi Purmiyanto, mengatakan, sesuai hasil penelusuran, status Tasmi adalah TKI ilegal. Hal itulah yang mengakibatkan proses kepengurusan kepulangan jenazah ujung-ujungnya tersendat.

"Hak-hak Tasmi tidak bisa dipenuhi karena TKI ilegal. Ini harus dijadikan pelajaran supaya jangan sampai ada yang nekat bekerja ke negeri orang tanpa melalui PJTKI maupun pemerintah. Kami hanya bisa membantu mengurus kepulangannya saja," kata Hadi.

 

Kompas TV Kebijakan Malaysia Deportasi Para Pekerja TKI Ilegal
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com