Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anas Komentari Foto Syur Pria Mirip Dirinya yang Beredar di Masyarakat

Kompas.com - 08/01/2018, 15:45 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com — Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas akhirnya angkat bicara terkait foto panas yang beredar di masyarakat.

Azwar Anas mengaku foto-foto tersebut adalah cara untuk membunuh karakternya. Bahkan, isu yang sama digunakan saat dia maju kembali saat pemilihan bupati periode kedua.

"Dalam berpolitik bukan masalah benar atau salah, tapi bagaimana menentukan strategi. Terkait foto yang beredar biasalah ya, bagian dari cara membunuh karakter saya. Politisi paham itu," ujar Anas kepada wartawan di Kantor Pemda Banyuwangi, Senin (8/1/2018).

"Setiap ada langkah untuk memperluas jaringan dan program kerja selalu ada yang suka dan tidak suka. Kami melihat ini adalah bagian cara kampanye hitam. Setiap menghadapi proses politik akan selalu muncul seperti ini," tambahnya.

(Baca juga: Pilkada Jatim, PDI-P Siapkan Kejutan Pengganti Azwar Anas )

Bahkan, menurutnya, ia dan istrinya sering mendapatkan foto yang lebih parah dibanding foto yang beredar saat ini.

"Mau saya tunjukkan ke teman-teman media, tapi nanti saya kena Undang-undang Pornografi. Bayangkan fotonya saya telanjang dan lain-lainnya, yang tidak perlu saya sampaikan. Teror foto itu biasa," tuturnya.

Namun, menariknya, menurut Anas, dalam foto tersebut tidak ada wajah orang lain. Tidak diketahui pula pengirim dan penyebarnya di masyarakat.

"Tapi, bersyukur saya mendapatkam banyak dukungan dari beberapa kepala daerah yang rencananya mereka juga akan ke Banyuwangi. Bu Risma juga telepon saya banyak ngasih masukan. Ini menjadi modal spirit bagi kami untuk bekerja lebih luas dan mengabdi kepada masyarakat," ucapnya.

(Baca juga: Azwar Anas Mundur, Tri Rismaharini Tolak Maju Pilgub Jatim )

Terkait apakah akan melapor penyebaran foto panas tersebut, Anas mengaku masih menghormati proses Pilkada Jawa Timur yang sudah masuk dalam masa pendaftaran.

"Proses pilkada kan pendek, harus dihormati, kalau yang lain-lain kan masih panjang. Tapi sekali lagi politik bukan kalah menang. Untuk melaporkan atau tidak, kita tunggu saja nanti," pungkasnya.

Kompas TV Ketatnya persaingan terlihat dari adanya kandidat yang mundur karena kampanye hitam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com