Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belasan Tahun, Tasmuni Hidup dengan Kaki Seberat 60 Kilogram

Kompas.com - 20/12/2017, 16:03 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Aktivitas Tasmuni (28), warga Dusun Tembelang, Desa Bareng Kecamatan Kabat tidak seperti orang pada umumnya.

Untuk berjalan, dia harus menyeret kaki kirinya karena di bagian punggung kaki hingga betis terdapat benjolan yang membesar hingga seberat 60 kilogram. Hal itu membuat dia kesulitan berjalan dan beraktivitas seperti orang pada umumnya.

Saat ditemui di rumahnya yang sederhana, Selasa (19/12/2017), Tasmuni bercerita benjolan pertama muncul di bagian punggung kakinya seperti daging yang berisi air. Makin lama, benjolan semakin besar hingga menutupi seluruh kakinya, dari lutut hingga pergelangan kaki.

Bahkan sejak kelas empat SD, dia sudah tidak bisa lagi menggunakan sepatu ketika berangkat sekolah.

"Saya hanya lulus SD karena orangtua tidak ada biaya. Selain itu juga kakinya sakit kalau dibuat jalan," jelas anak kedua pasangan Misari dan Misati tersebut.

 

(Baca juga : Setiap Batuk, Tulangnya Patah, Bocah Ini Mengaku Ingin Mati Saja)

Saat usianya menginjak 14 tahun, benjolan di kakinya semakin membesar hingga sulit berjalan. Agar dagingnya tidak langsung menyentuh tanah, Tasmuni meletakkan sandal karet yang dia kaitkan pada ibu jari kaki kirinya

Tasmuni kemudian menunjukkan kondisi benjolan di kakinya yang tertutup celana kain yang dijahit sedemikian rupa di bagian bawah sehingga menutupi seluruh daging yang membesar.

"Kalau yang bagian bawah ini dipegang sudah nggak kerasa tapi kalau yang atasnya yang menggelembir ini dipegang masih terasa," katanya sambil menyingkap kain celananya.

Terlihat beberapa luka yang mengeluarkan nanah dari daging yang tumbuh di kakinya. Tasmuni menduga, luka tersebut muncul karena tergesek benda tajam saat berjalan.

"Namanya juga di bagian kaki, kadang kena kayu, batu, atau apa gitu sampai lecet. Biasanya kalau sudah luka gini saya cuci dan saya gosok saat mandi. Kadang dikasih obat yang dibawa petugas puskesmas yang rutin datang ke sini," jelasnya.

Tasmuni sudah beberapa kali ke dokter mulai puskesmas, RSUD Blambangan, hingga ke rumah sakit di Surabaya, namun tidak ada kejelasan yang pasti penyakit apa yang dia derita.

Terakhir September 2017, sebagian kecil daging di kakinya diambil sebagai sample untuk diperiksa.

"Tahun 2009 saya ke rumah sakit di Surabaya terus ke beberapa ke rumah sakit Banyuwangi tapi masih belum tau apa penyakitnya. Kanker bukan, tumor juga bukan, kaki gajah juga bukan," katanya.

Selama ini, dia hanya melakukan perawatan jalan dan mendapatkan kunjungan rutin dari petugas puskesmas terdekat.

"Saya pasrah yang penting saya sehat. Kalau mau diamputasi saya nggak mau. Biar saja kayak gini. Tapi sekarang saya merasa benjolannya ngak tambah besar tapi ya nggak tau lagi nanti," kata lajang berusia 28 tahun tersebut.

(Baca juga : Saat Batuk Tulang Fahri Bisa Patah, Ini Penjelasan Dokter )

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com