Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontur Tanah Turun, Relokasi Warga Karangligar Tunggu Penelitian Lanjutan

Kompas.com - 30/11/2017, 12:37 WIB
Farida Farhan

Penulis

KARAWANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Karawang akan melakukan penelitian lebih lanjut soal penurunan kontur tanah di Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, Karawang, Jawa Barat.

Hal tersebut sebagai bahan pertimbangan kebijakan yang akan diambil, apakah akan merelokasi penduduk atau kebijakan lain.

Berdasarkan penelitian pada April hingga Juli 2017, desa yang menjadi daerah terparah terkena banjir di Karawang itu baru pada lapisan atas.

"Kami ingin tahu apa penyebab penurunan tanah itu yang sebenarnya. Karena penelitian kemarin baru pada lapisan tanah," ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Karawang Teddy Rusfendi Sutisna, Kamis (30/11/2017).

Dengan demikian, kata dia, rekomendasi yang diberikan ITB pada Pemkab Karawang hanya sebatas penanganan banjir. Rekomendasi tersebut antara lain pembuatan pintu air, pembuatan ruang terbuka hijau, atau relokasi.

"Karena turun, jadi ketika ada air sedikit langsung banjir," kata Teddy.

Baca juga: Gerakan Tanah Terjadi Lagi di Gunung Sapu Sukabumi, 10 Rumah Terdampak

Saat ini Pemkab melalui pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) tengah melakukan negosiasi dengan ITB perihal kelanjutan penelitian tersebut. Tujuannya untuk mengetahui apakah penurunan tanah tersebut bisa ditanggulangi atau tidak.

"Kalau ternyata itu karena tambang Pertamina kan bahaya," ucap dia.

Jika pun harus merelokasi, kata dia, perlu dipikirkan juga tanah desa tersebut akan dijadikan apa. "Apakah sekalian tambang karena di situ ada Pertamina  atau apa," tutur Teddy.

Sementara itu, Kepala BPBD Karawang Banuara Nadeak mengungkapkan, pihaknya tengah mengajukan anggaran sekitar Rp 18 miliar untuk pembangunan pintu air di Desa Parungsari. Hal ini sesuai salah satu rekomendasi peneliti ITB mengenai turunnya kontur tanah Desa Karangligar.

Banuara mengatakan, menurut penelitian ITB, permukaan tanah desa tersebut mengalami penurunan dua meter selama 30 tahun. Penyebabnya yaitu beban permukaan tanah yang terlalu berat.

"Dari aspirasi warga, mereka lebih setuju jika dibangun pintu air dan normalisasi,"  ucap dia.

Banuara mengatakan, awalnya masyarakat Karangligar mengira bahwa banjir yang kerap merendam desa mereka akibat aktivitas pengeboran yang dilakukan Pertamina sehingga permukaan tanah mengalami penurunan.

Pihaknya sudah menetapkan siaga bencana banjir dan longsor pada 16 November 2017 dan 30 Maret 2017.

 

Kompas TV Potensi longsor susulan masih ada di kawasan Ponorogo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com