Cerita Perangi Efek "Gadget" Warnai Peringatan Hari Pahlawan di Gresik

GRESIK, KOMPAS.com – Para guru mengajak siswa Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah Manyar, Gresik, untuk mengenang dan memperingati Hari Pahlawan di area sekolah, Jumat (10/11/2017).

Berbekal teater sederhana yang dibalut dengan musik, para siswa SD Muhammadiyah Manyar diberikan wawasan mengenai makna perjuangan masa lampau dan apa yang harus dilakukan oleh siswa pada saat ini.

“Kalau zaman dulu perjuangannya jelas, melawan penjajah guna merebut kemerdekaan. Sekarang pun siswa juga harus berjuang meski dengan konteks yang berbeda, berjuang akan kecanduan gadget dan sebangsanya," ujar Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Manyar Ahmad Faizun, Jumat.

Acara teatrikal musikal yang membuat jam masuk sekolah sempat tertunda tersebut menampilkan tiga stage yang berbeda. Selain menggambarkan perjuangan para pahlawan, juga ada perjuangan yang harus dilakukan siswa.

“Satu stage menggambarkan para pahlawan berjuang merebut kemerdekaan dari penjajah, satu stage lainnya adalah suasana keluarga. Bagaimana keluarga itu harus melindungi anaknya dari ancaman negatif yang ditumbulkan oleh gadget. Stage lainnya digunakan untuk teater para siswa dengan diiringi musik perjuangan,” terang guru bagian kesiswaan SD Muhammadiyah Manyar, Shofan Hariyanto.

Baca juga: Cara Warga Polewali Mandar Peringati Hari Pahlawan

Sebab, pihak sekolah menilai perjuangan para pahlawan dengan tantangan yang dihadapi oleh anak zaman sekarang sebenarnya sama. Karena itu, sikap kepahlawanan yang sudah dicontohkan oleh para pejuang bisa menjadi semangat bagi para pelajar dalam mencegah efek negatif gadget.

“Sebab, kalau siswa sudah kecanduan gadget, itu pasti berimbas buruk pada aktivitas belajar mengajarnya. Agar hal itu tidak terjadi, kami juga berharap peran aktif dari orang tua dalam mengontrol dan memberikan perhatian bagi anaknya sewaktu di rumah dan liburan agar tidak terjerumus efek negatif dari gadget,” jelas Shofan.

“Boleh saja menggunakan gadget asalkan secara wajar, juga harus selalu dalam pantauan dan kontrol dari para orang tua supaya efek negatif yang bisa ditimbulkan oleh gadget dapat dicegah sedini mungkin,” lanjut Shofan.

Respons positif dari siswa

Acara teatrikal musikal tersebut mendapat sambutan hangat dari siswa-siswi. Mereka mengaku terhibur sekaligus menjadi lebih terbuka wawasannya akan cerita kepahlawanan yang selama ini belum mereka ketahui.

“Senang tentunya.  Karena dengan melihat acara ini, saya jadi lebih tahu akan cerita kepahlawanan melawan penjajah, yang beberapa di antaranya belum sempat saya ketahui. Jadi sudah pasti menambah wawasan saya,” ucap Muhammad Abdanyal Malakan (10), salah satu siswa yang duduk di kelas IV.

Tidak jauh berbeda, Naufal Muhammad Asyaraf (10) juga menambahkan, selain lebih mengetahui akan cerita perjuangan para pahlawan dalam menghadapi penjajah, dia juga lebih tahu akan bahaya gadget bila dilakukan dengan tidak wajar.

“Kecanduan gadget memang membuat kita biasanya menjadi malas belajar karena inginnya main terus tanpa mau belajar. Kini saya jadi lebih tahu, itu tidak boleh bila kita ingin berprestasi dan sukses,” tutur Naufal.

Naufal dan Abdanyal juga berharap peran aktif para orang tua untuk lebih memperhatikan buah hatinya ketika berada di rumah, termasuk saat liburan. Sebab, hal itu dirasa cukup penting untuk mencegah efek buruk yang ditimbulkan oleh gadget.