Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bandungrejo, Desa Pelestari Seni di Lereng Merbabu

Kompas.com - 05/11/2017, 11:10 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Seni dan budaya menjadi bagian tidak terpisahkan dari masyarakat Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Desa yang terletak sekitar 15 kilometer dari puncak Gunung Merbabu ini hampir tidak pernah sepi dari festival kesenian rakyat.

Kesenian rakyat itu meliputi Saparan, Sadranan, pentas kelompok seni tari Topeng Ireng, Kuda Lumping hingga tari Soreng peninggalan leluhur yang berusia hampir seabad. Seluruh warga terlibat dalam setiap festival dengan sukarela.

Dalam setahun, desa ini paling sedikit mengadakan lima festival kesenian tradisional.

Semua warga terlibat dalam gelaran tersebut demi membangun semangat gotong royong.

Kepala Desa Bandungrejo Pujiono mengatakan, selain menjadi petani, sebagian besar warga menggeluti kesenian tradisional, dari anak kecil hingga lanjut usia.

Puluhan kelompok seni lahir di desa berhawa dingin ini, termasuk kelompok seni musik.

"Di tingkat dusun ada 16 kelompok seni, di desa ada 40, dan di kecamatan ada 120. Kami ingin melestarikan sekaligus mempupuk kebersamaan melalui seni dan budaya ini," kata Pujiono di sela-sela acara Perti Dusun Bangdungrejo, Sabtu (4/11/2017) sore.

Dalam setiap festival, selalu ada penampilan berbagai seni tari tradisional maupun kontemporer karya warga. Ada juga beragam gunungan hasil bumi yang mengandung makna tertentu.

Menurut Pujiono, gunungan hasil bumi dan tumpeng dengan tinggi mencapai 2 meter, merupakan simbol rasa syukur kepada Tuhan atas tanah yang subur serta hasil panen yang melimpah. Harapannya, Tuhan senantiasa memberikan anugerah alam hingga seterusnya.

Taryono, Kepala Dusun Bandungrejo, Desa Bandungrejo, menuturkan bahwa kelompok-kelompok seni yang berkembang di dusun ini bukan menjadi pemicu perpecahan, akan tetapi justru menjadi sarana pemersatu warga. Mereka tumbuh dan berkembang sejak puluhan tahun silam.

Seni tari tradisi diwariskan dari generasi ke generasi. Maka, tidak heran jika hampir semua pemuda, anak-anak, dan orang tua bisa menari atau bermain musik tradisional.

"Warga kami tidak ada yang merantau. Mereka tetap memilih bertani sambil menari bergabung dengan komunitas yang ada," ucap Taryono.

Kekayaan seni tradisi di dusun ini sudah bukan hal asing bagi masyarakat Kabupaten Magelang. Komunitas mereka kerap diundang untuk mengisi berbagai acara, baik pemerintahan maupun pribadi.

"Kami juga sering diundang ke luar kota, pernah ke Temanggung, Solo, Yogyakarta, dan Semarang. Kalau ada kesempatan ya kepengin juga ke luar negeri," ujarnya tersenyum.

Kesenian tari Soreng yang dimainkan oleh warga Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Sabtu (4/11/2017).KOMPAS.com/IKA FITRIANA Kesenian tari Soreng yang dimainkan oleh warga Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Sabtu (4/11/2017).

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com