Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalami Kematian Napi di Dalam Rutan, Polisi Periksa Sejumlah Saksi

Kompas.com - 05/10/2017, 11:16 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Aparat Kepolisian Resor Kupang Kota, Nusa Tenggara Timur (NTT), saat ini terus mendalami kasus tewasnya Mikael Mano (47), akibat dikeroyok sejumlah narapidana di dalam Rutan Klas II B Kupang.

Kepala Kepolisian Resor Kupang Kota AKBP Anthon Nugroho mengatakan, pihaknya sudah memeriksa sejumlah saksi terkait kasus itu.

"Rencana hari ini dijadwalkan akan dilakukan otopsi. Kita juga sudah lakukan pemeriksaan kepada beberapa orang saksi dan tentu kita akan periksa saksi sebanyak yang mengetahui,"kata Anthon kepada Kompas.com, Kamis (5/10/2017).

Pemeriksaan terhadap para saksi itu dilakukan terus secara marathon, karena terus berkembang kasusnya.

"Mengingat kejadian ini kan di dalam Rutan, sehingga saksi harus dan pasti tahu kejadian tersebut,"paparnya.

(Baca juga: Tahanan Rutan Kupang Tewas karena Dikeroyok)

Sebelumnya diberitakan, Mikael Manoh, seorang tahanan Kejaksaan Negeri (Kejari) Oelamasi yang dititipkan di Rumah Tahanan (Rutan) Klas II B Kupang meninggal dunia, Rabu (4/10/2017) pagi.

Istri Mikael, Berta Masaubat kepada sejumlah wartawan mengatakan, suaminya tewas ketika dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Bhayangkara Kupang.

Menurut Berta, suaminya ditahan di Rutan karena terlibat kasus penganiayaan terhadap dua siswa SMA di Desa Naikliu, Kabupaten Kupang. Berta mengaku suaminya salah pukul orang, saat hendak mencari anaknya.

"Masalah itu sudah diselesaikan secara kekeluargaan, namun pada Minggu 1 Oktober 2017, korban dijemput oleh polisi dan ditahan di rutan," ucapnya.

"Saya dapat kabar dari Kapolsek Naikliu, bahwa suami saya sedang sakit dan dirawat di RS. Tetapi setelah tiba di rumah sakit ternyata suami saya telah meninggal," sambung dia.

(Baca juga: Polisi Harus Antar Kembali Suami Saya dalam Keadaan Hidup)

Terhadap kematian suaminya itu, Berta menyerahkan ke polisi untuk diproses sesuai aturan yang berlaku.

"Kami dari keluarga minta agar jenazah suami saya diotopsi untuk mengetahui penyebab kematiannya," tuturnya.

Kompas TV Pasca-kericuhan di Lapas Banjarbaru, Kalimantan Selatan, pada Senin malam, puluhan napi dipindahkan ke Lapas Karang Intan, Kabupaten Banjar. 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com