Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahanan Rutan Kupang Tewas karena Dikeroyok

Kompas.com - 04/10/2017, 19:38 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Mikael Mano (47), seorang tahanan Kejaksaan Negeri (Kejari) Oelamasi, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang dititipkan di Rumah Tahanan (Rutan) Klas II B Kupang, tewas setelah dikeroyok narapidana lain.

Korban Mikael, berasal dari Desa Honu, Kecamatan Amfoang Barat Laut, Kabupaten Kupang. Dia ditahan oleh Kejaksaan Negeri Oelamasi, sejak Senin (2/10/2017).

Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Hukum dan HAM Nusa Tenggara Timur M Diah mengatakan, peristiwa itu bermula saat Mikael yang ditahan di ruang isolasi, berhasil keluar dan menganiaya seorang petugas menggunakan kayu.

"Petugas berusaha untuk menyelamatkan diri. Karena dia (Mikael) menggunakan kayu sedangkan petugas menggunakan tangan kosong. Di situ terjadi perkelahian dibantu beberapa warga binaan hingga dia terjatuh dan tidak melakukan perlawanan lagi," ujar Diah kepada wartawan Rabu (4/10/2017).

Baca juga: Seorang Tahanan Titipan di Rutan Kupang Tewas

Mikael kemudian dievakuasi ke rumah sakit untuk mendapat perawatan medis, namun ia meninggal sebelum tiba di rumah sakit.

Menurut dia, warga binaan yang membantu petugas lapas dan mengamankan Mikael tersebut tidak sedang berada di dalam ruangan sel.

Mikael Manoh, seorang tahanan Kejaksaan Negeri (Kejari) Oelamasi yang dititipkan di Rumah Tahanan (Rutan) Klas II B Kupang meninggal dunia, Rabu (4/10/2017) pagi.

Istri Mikael, Berta Masaubat kepada sejumlah wartawan mengatakan, suaminya tewas ketika dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Bhayangkara Kupang.

Menurut Berta, suaminya ditahan di Rutan karena terlibat kasus penganiayaan terhadap dua siswa SMA di Desa Naikliu, Kabupaten Kupang. Berta mengaku suaminya salah pukul orang, saat hendak mencari anaknya. "Masalah itu sudah diselesaikan secara kekeluargaan, namun pada Minggu 1 Oktober 2017, korban dijemput oleh polisi dan ditahan di rutan," ucapnya.

"Saya dapat kabar dari Kapolsek Naikliu, bahwa suami saya sedang sakit dan dirawat di RS. Tetapi setelah tiba di rumah sakit ternyata suami saya telah meninggal," sambung dia.

Terhadap kematian suaminya itu, Berta menyerahkan ke polisi untuk diproses sesuai aturan yang berlaku. "Kami dari keluarga minta agar jenazah suami saya diotopsi untuk mengetahui penyebab kematiannya," sebutnya.

Kompas TV 12 siswa SMK yang terlibat dalam aksi penganiayaan terhadp seorang siswa di Karawang, Jawa Barat, terancam putus sekolah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com