SURABAYA, KOMPAS.com - Pelaku jasa transportasi online di Surabaya mengaku dibayangi perasaan waswas 2 hari terakhir. Sebagian mereka bahkan sengaja tidak mengenakan atribut untuk menyamarkan aktivitasnya.
Selasa (3/10/2017) lalu, terjadi insiden sweeping terhadap pelaku jasa transportasi online, bertepatan dengan unjuk rasa ratusan pengemudi transportasi konvensional di halaman kantor gubernur Jatim.
Para pengemudi Go-Jek dikabarkan dihadang dan dilarang beroperasi oleh oknum pelaku jasa transportasi konvensional.
Hendro (30) mengaku sejak kemarin tidak mengenakan jaket dan helm Go-Jek yang biasa dikenakannya setiap hari saat beroperasi. "Terpaksa pakai jaket biasa, biar aman," katanya kepada Kompas.com, Kamis (5/10/2017).
Pelaku Go-Jek yang biasa beroperasi di kawasan Surabaya Barat itu tidak ingin mengambil risiko ada sweeping menimpa dirinya.
"Sampai kondisinya relatif aman, baru saya pakai atribut lagi," jelasnya.
Baca juga: Pengemudi Go-Jek Ditikam, Angkutan Online Dilarang Beroperasi
Tidak hanya Hendro, Habibi, sopir Go-Jek yang biasa beroperasi di Surabaya tengah juga melakukan hal yang sama. Bahkan pada Selasa lalu, dia sengaja tidak beroperasi karena khawatir terkena sweeping.
"Saya berharap pemerintah segera menberi solusi yang tidak merugikan semua pihak, dan aman bagi pelaku jasa transportasi online, termasuk masyarakat sebagai pengguna jasa," harapnya.