Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa ITS Kembangkan Bahan Penyambung Tulang Patah dari Magnesium

Kompas.com - 04/10/2017, 18:52 WIB
Achmad Faizal

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya mengembangkan temuan materi ortopedi untuk menyambung patah tulang dengan bahan magnesium.

Bahan magnesium dinilai lebih aman daripada materi ortopedi penyambungan patah tulang selama ini yang dibuat dari alloy (perpaduan logam), titanium ,dan platina.

"Bahan-bahan itu faktanya sulit terdegradasi dan dapat menjadi racun jika larut dan bebas ke dalam tubuh dalam jumlah besar," kata Mohammad Mualliful Ilmi, mahasiswa Departemen Kimia Fakultas Ilmu Alam (FIA), Rabu (4/10/2017).

Alat ortopedi merupakan alat fiksasi patah tulang yang dipasangkan di tulang yang patah agar bisa menyambung kembali.

Baca juga: Ganjar Tantang Seorang Mahasiswa Bangun Rumah Rp 10 Juta

Dia terinspirasi membuat materi ortopedi baru itu dari pengalaman pribadinya saat menjalani operasi patah tulang beberapa tahun lalu. Operasi itu mengharuskan tulangnya dipasang implan dan membutuhkan biaya besar untuk mengambilnya.

Tidak sekadar aman bagi tubuh, Ilmi dan Denny Okta rekannya, juga mengembangkan cara produksi materi ortopedi dari bahan magnesium yang ramah lingkungan. "Kami mencoba menggunakan metode elektrolisis langsung yang cukup pakai energi listrik, dan magnesiumnya kami peroleh dari air laut,” jelasnya.

Ide pembuatan materi ortopedi alternatif itu berhasil mengantongi juara pertama dalam ajang Indonesian Youth Conference on Sustainable Development (IYCSD) 2017 di Yogyakarta, akhir September lalu.

Kompas TV Taman baca yang hanya buka setiap hari Sabtu dan Minggu ini selalu ramai oleh warga yang sebagian besar dari kalangan anak-anak muda dan mahasiswa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com