Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/09/2017, 19:42 WIB
Iqbal Fahmi

Penulis

PURWOKERTO, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian angkat bicara soal isu kebangkitan komunis yang santer terdengar akhir-akhir ini.

Menurut dia, kepolisian tetap berpegang terhadap aturan hukum yang ada. Aturan hukum yang masih mengikat terkait ideologi nasional adalah Ketetapan MPRS Nomor 25 Tahun 1966 tentang Pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI).

Sedang aturan lainnya adalah UU Nomor 27 Tahun 1999 tentang Kejahatan Terhadap Keamanan Negara.

“Untuk tegaknya hukum, kami masih berpegang terhadap Tap MPR dan UU Nomor 27 Tahun 1999 untuk penyebaran ideologi termasuk marxisme dan leninisme itu dilarang,” katanya pasca-memberi pidato ilmiah dalam wisuda ke-59 Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu (23/9/2017).

Di tingkat global, lanjut Kapolri, ideologi komunis sudah mulai redup. Rusia dan China sebagai motor utama ideologi komunis sendiri dewasa ini sudah beralih ke sistem kapitalis.

Baca: YLBHI Minta Kivlan Zen Buktikan Tuduhan soal Sarang Komunis

Untuk itu, ideologi komunis saat ini sudah tidak relevan lagi untuk dimunculkan kembali. Jenderal bintang empat ini mengimbau kepada seluruh pihak untuk menahan diri dalam mengangkat isu sensitif seperti tragedi Partai Komunis Indonesia (PKI).

Terlebih, lanjut Kapolri, di tengah situasi politik yang rentan menjelang pilkada dan pilpres termasuk momentum peringatan Gerakan 30 September PKI (G30S/PKI).

“Kami berharap seluruh pihak untuk bijak dalam mengangkat isu yang sensitif (PKI), karena akan membuka lagi luka lama. Bukan berarti kita melupakan sejarah, tapi ada langkah yang tepat untuk menganalisis itu,” ujarnya.

Lebih lanjut, Tito menekankan agar masyarakat cerdas dalam melihat konteks ketika membahas segala hal terkait komunis maupun PKI.

“Jika kita bicara tentang fenomena globalisasi dan kompetisi antarnegara, membahas isu komunis secara kontra-produktif justru akan memecah belah stabilitas politik dalam negeri," ujar Tito.

"Harus kita tahu, yang kita butuhkan sekarang adalah kesolidan. Negara yang solid secara internal, mereka akan mampu bersaing dalam kompetisi dunia. Sedangkan negara yang cakar-cakaran di dalam, akan mudah ditumbangkan dalam kompetisi,” dia menegaskan.

Baca: Tiba di YLBHI, Kapolda DKI Yakinkan Massa Tak Ada Kegiatan Komunis

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com