Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Ruangan yang Bocor Itu Mereka Tekun Belajar Menjahit demi Masa Depan

Kompas.com - 18/05/2017, 14:55 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Setiap turun hujan, para peserta pelatihan di UPTD Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Ungaran harus berhenti latihan karena bocor di mana-mana.

Kondisi ini sudah berlangsung selama satu tahun, bahkan sejumlah kelas kursus terpaksa ditutup lantaran ruangannya sangat rentan tertimpa atap gedung.

"Saya berharap segera ada perbaikan sehingga kelas menjahit tahun ini bisa dibuka lagi. Belajar disini juga was-was kalau hujan banyak yang bocor sampai ke ruangan lantai satu," kata Ajeng Danur Fatmasari, Rabu (17/5/2017) siang.

Danur adalah salah satu peserta pelatihan kelas menjahit yang dialihkan ke kelas Tata Boga. SKB Ungaran tahun ini menutup kelas menjahit karena ruangan pelatihan bocor dan berpotensi roboh.

Selain ruangan pelatihan menjahit, di lantai dua gedung SKB Ungaran ini juga terdapat asrama yang diperuntukkan bagi para peserta yang berasal dari luar Ungaran. Asrama ini terdiri dari 12 kamar dengan kapasitas 48 orang.

Namun akibat kerusakan di bagian atap gedung praktis hanya tiga kamar saja yang masih berfungsi. Itu pun dengan catatan tidak sedang turun hujan.

"Saya seharusnya tidur di asrama lantai dua. Tapi karena takut ambruk, saya akhirnya gelar tikar di ruangan lantai dasar," kata Viki Maulida, peserta pelatihan Tata Boga dan Hantaran.

(Baca juga: Pengungsi Anak, Menemukan Kebahagiaan di Sanggar Belajar)

Kepala UPTD SKB Ungaran, Agus Wibowo, mengatakan, kekhawatiran akan ambrolnya atap gedung ini berawal dari robohnya atap ruang aula pertemuan pada Mei 2016 lalu.

Atap ruangan seluas 10x25 meter tersebut ambrol setelah terjadi hujan deras disertai angin kencang.

"Kejadiannya jam 02.00 dinihari setelah hujan angin. Kebetulan saat itu penjaga sedang diluar sehingga tidak ada korban," ungkapnya.

Secara keseluruhan, lanjutnya, rangka baja yang menopang genting atap gedung banyak yang melengkung hingga turun 15 sentimeter akibat tidak kuat menahan beban.

"Banyak yang sudah kami sulam dengan bambu, tetapi kekuatannya kami tidak bisa perkirakan. Kalau hujan semua kegiatan di lantai dua terhenti bahkan rembesannya juga di dinding-dinding lantai satu," ujarnya.

Menurut Agus usulan perbaikan menyeluruh untuk gedung UPTD SKB Ungaran sudah pernah disampaikan ke Pemkab Semarang melalui Badan Perencanaan Penelitian Pengembangan Daerah (Barenlitbangda) namun hingga sekarang belum ada tindak lanjut.

Memang sebagian kecil kerusakan sudah pernah diperbaiki, yakni ruang aula pertemuan dengan mengganti rangka atap dari baja ke kayu. Namun karena meterial maupun perbaikannya terkesan asal-asalan, ruangan tersebut tetap bocor saat hujan.

"Jarak empat bulan setelah roboh, rangka atapnya diganti kayu oleh rekanan. Tapi kualitasnya kurang bagus, sekarang mulai melengkung dan banyak kebocoran," tuturnya.

Agus berharap, perhatian dari Pemkab Semarang untuk segera memperbaiki gedung SKB Ungaran ini segera terwujud. Sebab kehadiran lembaga pendidikan non-formal ini, baik untuk pendidikan kesetaran kejar paket A hingga C, masyarakat juga sangat antusias untuk menantikan berbagai kursus dan pelatihan keterampilan yang seharusnya bisa dilaksanakan secara normal.

"Semoga diperbaiki segera biar agak pantas dan kami bisa melakukan kegiatan dengan ruangan yang representatif dan juga nyaman," tandasnya.

 

Kompas TV Hubungan militer Indonesia dan Australia akhirnya kembali pulih. Sebelumnya militer Indonesia menangguhkan kerja sama karena ditemukan materi pendidikan yang dinilai menghina Indonesia.Setelah hampir 2 bulan mencabut kerja sama, Indonesia dan Australia akhirnya sepakat kembali meneruskan kerja sama di bidang pelatihan militer
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com