Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Jadi Motivator, 50 Pendeta di NTT Belajar Bertani

Kompas.com - 30/04/2017, 08:46 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com – Sebanyak 50 pendeta dari Gereja Masehi Injili Timor (GMIT), Nusa Tenggara Timur (NTT), belajar tentang cara bertani yang baik selama tiga hari di Sekolah Lapangan Nekamese, Kabupaten Kupang.

Ketua Komunitas Pendeta GMIT Suka Tani, Jefry Watileo mengatakan, kegiatan ini sangat bermanfaat untuk kemajuan masyarakat desa yang difasilitasi gereja.

Baca juga: 82 Persen Desa di Indonesia Masih Andalkan Sektor Pertanian

Selama ini, kata Jefry, para pendeta hanya berada di dalam gereja, sehingga sudah saatnya berada di luar gereja bersama masyarakat dan bisa mengetahui serta memahami kondisi dan kebutuhan riil masyarakat.

"Produk dari kegiatan ini, para pendeta bisa menjadi motivator di setiap daerah pelayanannya, sehingga bisa membantu petani berkaitan dengan teknik pertanian modern dan profesional," kata Jefry kepada sejumlah wartawan, Sabtu (29/4/2017).

Pendeta Jefry menyebut, kegiatan ini baru tahap pertama, dan 50 pendeta sudah tergabung dalam komunitas ini.

"Saya meyakini jumlah pendeta yang memiliki visi pertanian akan bertambah. Dengan semakin banyaknya pendeta yang bergabung, saya optimis bisa mempengaruhi pola pertanian para jemaat dan warga desa," ujarnya.

Pendiri Sekolah Lapangan Nekamese yang juga adalah Ketua Komisi DPR, Fary Djemi Francis mengatakan, peran gereja sangat penting dalam pembangunan kemasyarakatan, khususnya di daerah pedesaan.

Karena itu, Sekolah Lapangan Nekamese beker jasama dengan GMIT dan Kementerian Desa menggelar kegiatan Pendeta Suka Tani. Harapannya, setelah kegiatan ini, para pendeta bisa membantu petani di daerah pelayanannya masing-masing, dengan pelaksanaan kegiatan pertanian yang bernilai ekonomis tinggi.

Fary pun yakin, setelah kegiatan ini warga desa yang pendetanya mengikuti kegiatan ini bakal mendapatkan ilmu pertanian yang baru dan bagus, sehingga bisa memengaruhi ekonomi keluarga.

Menurut Fary, pendeta GMIT Suka Tani adalah komunitas para pendeta yang hobi bertani, suka pada dunia pertanian dan memiliki komitmen kuat untuk memajukkan taraf hidup jemaatnya melalui pertanian.

Para pendeta, sebutnya, berkumpul di tempat ini untuk saling sharing tentang situasi jemaat masing-masing dan bagaimana memajukkan pertanian di tempatnya.

Baca juga: Pemerintah Manfaatkan Lahan Gambut untuk Pertanian hingga Ternak Sapi

Bahkan, kata Fary, para pendeta telah melakukan kunjungan ke kebun-kebun contoh untuk mendengarkan langsung bagaimana cara menanam yang baik, bagaimana membuat polybag, bagaimana menyemprot dan memberi pupuk, yang semuanya dipandu oleh pihak yang kompeten dalam urusan pertanian ini.

“Sekolah Lapangan Nekamese akan terus bersinergi dengan GMIT dan Kementerian Desa dalam membantu mempercepat proses pembangunan di daerah pedesaan,” pungkasnya.

Kompas TV Ternyata sudah sejak zaman dahulu ada sebuah kebiasaan turun-temurun di Sumatera Utara. Kaum perempuan menggarap lahan pertanian secara bersama-sama yang dikenal dengan tradisi Marsiruppa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com