Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/03/2017, 10:58 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

SAMBAS, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Aruk di Kecamatan Sajingan Besar, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, memiliki desain yang paling bagus di antara PLBN lainnya di Indonesia.

Penilaian tersebut ia sampaikan dalam sambutannya saat peresmian PLBN Aruk, Jumat (17/3/2017).

"Dari yang saya lihat, di Motamasin, Mota'ain, Entikong, Badau, ini yang paling bagus desainnya," ujar Jokowi.

Baca juga: Di Kalbar, Jokowi Resmikan 8 PLTG MPP Total 500 MW

Jokowi menambahkan, pembangunan PLBN di sejumlah wilayah yang berbatasan dengan negara tetangga berawal dari keprihatinan ketika menyaksikan kondisi bangunan yang ada saat itu.

"Saya dulu ke Mota'ain di Atambua, saya melihat kantor yang ada di negara sebelah, kantornya bagus banget. Waduh, (PLBN) kita itu kayak kantor kelurahan, kotak-kotak kecil," ujar Jokowi.

"Muka saya mau taruh dimana gitu. Saya kalau tahu gitu gak mau lihat yang di sana, tapi begitu melihat, saya betul-betul jadi panas saat itu. Saya minta ke menteri PUPR, dalam waktu dua minggu kantor ini dirobohkan, saya beri waktu dua tahun untuk dikerjakan, saya minta yang lebih baik dari yang di sana (negara tetangga)," sambungnya disambut gelak tawa hadirin yang datang.

Jokowi menambahkan, ketika pembangunan selesai, ia pun kemudian membandingkannya dengan bangunan dengan fungsi yang sama milik negara tetangga.

"Kemarin waktu diresmikan, saya lihat lagi, saya bandingkan, sudah tiga kali lipat lebih baik," ujarnya.

Senada dengan Jokowi, Gubernur Kalimantan Barat Cornelis mengungkapkan, desain bangunan serta kawasan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Aruk yang diresmikan Presiden Joko Widodo merupakan yang paling mewah dibandingkan dengan PLBN Entikong maupun Badau.

"PLBN Aruk ini paling mewah di antara border lainnya," ujar Cornelis.

Meski demikian, Cornelis menyebutkan saat ini Kabupaten Sambas masih memiliki dua titik wilayah perbatasan yang bermasalah, yaitu Tanjung Datuk dan Camar Bulan di Kecamatan Paloh.

Cornelis berharap, wilayah tersebut tetap milik Indonesia dan tidak terlepas seperti Sipadan dan Ligitan.

Secara khusus ia menyampaikan ungkapan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo beserta jajaran pemerintah nasional, yang menjadikan Aruk sebagai beranda terdepan Indonesia.

"Dan, kepada masyarakat Aruk, sekarang jalur internasional sudah terbuka dan aturannya juga sudah jelas. Tolong dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya," ujar Cornelis.

Dengan demikian, kata Cornelis, kerja keras pemerintah untuk kesejahteraan dan kemakmuran di Kabupaten Sambas betul-betul bisa dirasakan oleh masyarakat.

Baca juga: Besok, Jokowi Resmikan PLBN Entikong

Bangunan PLBN ini untuk tahap pertama pengerjaan memakan biaya sebesar Rp 131 miliar dan untuk tahap kedua memakan biaya Rp 201 miliar. Proyek ini ditargetkan rampung pada akhir 2018.

Bentuk bangunan utama PLBN Aruk mengadopsi arsitektur tradisional Rumah Panjang yang merupakan rumah adat masyarakat Dayak. Ornamen dan bangunan juga mengadaptasi corak ukiran tradisional Dayak.

PLBN terpadu Aruk menggunakan pendekatan peningkatan kualitas dengan tidak melakukan parombakan total terhadap bangunan utama.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com