Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Desa di Wilayah Terpencil Nunukan Mulai Nikmati Jaringan Telekomunikasi

Kompas.com - 01/02/2017, 10:07 WIB
Sukoco

Penulis

NUNUKAN, KOMPAS.com – Puluhan desa terepencil di wilayah perbatasan Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, mulai bisa menikmati jaringan telekomunikasi.

Camat Krayan Induk, Helmi Yusuf mengatakan, di wilayahnya dibangun 13 BTS yang 11 di antaranya sudah berfungsi. Sementara 2 titik pembangunan BTS saat ini sedang mobliisasi material.

“Yang belum 2 titik yaitu di Desa Ba Liku dan Desa Pa Raye. Saat ini sedang tahap mobilisasi material,” ujarnya Rabu (01/02/2017).

Helmi Yusuf menambahkan, dengan adanya jaringan telekomunikasi di wilayah perbatasan sangat berdampak pada mobilisasi warga. Masih minimnya infrastruktur di wilayah perbatasan membuat komunikasi antarwarga lebih mudah dengan menggunakan alat telekomunikasi.

Dengan banyaknya BTS yang dibangun membuat warga tidak perlu berjalan hingga berjam-jam untuk sekadar bisa menelepon karena jaringan telekomunikasi hanya ada di kecamatan.

”Dampaknya adalah membuka isolasi komunikasi masyarakat Krayan yg selama ini terjadi. Cukup dari desa masing-masing sudah bisa langsung berkomunikasi,” imbuhnya.

Sementara Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Nunukan Petrus Kanisius mengatakan, tahun 2016, Kementerian Kominfo telah membangun BTS di 36 titik di wilayah perbatasan Kabupaten Nunukan.

Meski demikian masih ada 9 desa yang masih menjadi kawasan blank spot. Pemkab Nunukan berharap Tahun 2017, 9 desa tersebut mendapat jatah pembangunan BTS.

“Satu BTS itu sampai 15 kilo ya radiusnya, dan kemarin ada 36 titik BTS yang dibangun. Masih ada 9 kawasan yang masih blank spot di perbatasan ,” ujar Petrus Kanisius.

Petrus Kanisius menambahkan, meski telah ada pembangunan BTS di wilayah perbatasan, namun pembangunan tersebut belum dilengkpi dengan anggaran pemeliharaan. Hal tersebut membuat sebagian besar BTS yang telah dibangun tahun sebelumnya mulai rusak dan tidak bisa difungsikan kembali.

“Yang paling berat itu maintainance. Itu yang kalau sudah berumur dia punya panel-panel itu siapa yang mau datang ke sana. Kita masih upayakan adanya anggaran maintainance ke kementerian,” ucap Petrus Kanisius.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com