Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/01/2017, 07:00 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Sulastri (35), seorang ibu rumah tangga yang menderita kanker payudara stadium empat melahirkan seorang bayi laki-laki yang diberi nama Muhammad Alfatih Yandra.

Sebelumnya, perempuan yang akrab dipanggil Tri tersebut telah menjalani kemoterapi sebanyak lima kali dan tidak mengetahui bahwa dirinya dalam kondisi hamil.

Bukan hanya itu, kondisi ibu tiga anak tersebut sudah lumpuh sejak empat bulan terakhir, termasuk saat melahirkan anaknya yang ketiga pada 12 Januari 2017 lalu.

Kepada Kompas.com, Kamis (19/1/2017), Atmi (51), suami Sulastri bercerita bahwa istrinya divonis dokter menderita kanker payudara stadium empat pada awal tahun 2016 dan disarankan menjalani kemotrapi selama enam kali sebelum dioperasi.

"Saat itu, kondisinya sehat ya bisa jalan. Kemoterapi ke Jember sudah empat kali. Setelah itu pas di rumah tiba-tiba istri saya kejang dan kemudian lumpuh total tidak bisa apa-apa," tuturnya ketika ditemui di rumahnya di lingkungan Pulau Santen, Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Banyuwangi.

Tri sempat dirawat di rumah sakit lalu kemudian meminta pulang. Dia kemudian juga menginginkan tinggal di bagian dapur rumahnya karena lebih dingin dan nyaman ketika buang air besar dan buang air kecil.

"Di kamar katanya enggak mau kalau pipis susah," katanya.

Saat pulang dari rumah sakit setelah kontrol, Tri mengaku ada gerakan di dalam perut dan ternyata diketahui kondisinya hamil dan akan melahirkan.

Ira Rachmawati Atwi memilih tidak melaut untuk merawat istrinya yang terkena kangker payudara
Tri yang tinggal di Pantai Pulau Santen Banyuwangi kemudian dievakuasi dengan becak motor lalu dipindahkan ke mobil pickup dan dibawa ke rumah sakit.

"Saat lahiran, semuanya kaget. Enggak ada yang nyangka. Istri saya memang bilang belum datang bulan tapi ya mikirnya efek dari kemoterapi. Lah rambutnya saja rontok jadi gundul. Saya bersyukur anak saya selamat," tuturnya.

Sejak melahirkan, kondisi Tri semakin melemah dan sehari-hari memilih menelungkupkan badan di atas meja kecil yang sengaja dibuat suaminya untuk menyangga kepala.

Tri menolak untuk berbaring karena merasa kesakitan setiap bergerak. Dia juga dibantu pernafasan dengan oksigen yang diletakkan di samping tempat tidurnya yang berada di dapur.

"Ini dipinjami pake tabung besar sama tetangga. Kemarin pake oksigen kecil 3 jam sudah habis ngisinya juga Rp 50.000. Kalau yang besar ngisinya Rp 80.000 tapi masih belum tahu cukup dipakai berapa jam," tutur Atwi.

Sejak istrinya sakit, Atwi nyaris sama sekali tidak melaut. Sehari-hari dia merawat istrinya di rumah sederhana yang berada di pantai Pulau Santen Banyuwangi.

"Kedua anak saya sekolah. Yang pertama SMP, yang kedua SD kelas lima. Kalau yang bayi dirawat tetangga," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com