Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Sempat Kesulitan Temukan Sabu, Ternyata di Dalam Boneka Beruang

Kompas.com - 05/01/2017, 12:13 WIB
Abdul Haq

Penulis

BONE, KOMPAS.com - Aparat kepolisian di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan mengamankan sejumlah paket sabu dari Malaysia yang disembunyikan di dalam boneka beruang.

Paket sabu tersebut dibawa oleh seorang ibu rumah tangga yang kini tengah menjalani pemeriksaan di Markas Kepolisian Resor (Mapolres) setempat.

Kapolres Bone, AKBP Raspani, mengatakan, terbongkarnya penyelundupan narkoba ini bermula dari informasi yang didapatkan polisi tentang adanya kiriman paket satu dari Malaysia yang dibawa oleh seorang IRT di salah satu wisma di Jalan MT Haryono, Kelurahan Macanang, Kecamatan Taneteriattang Barat, Rabu (4/1/2017) sekitar pukul 14.00 Wita.

Saat penggerebekan aparat kepolisian sempat terkecoh lantaran tak menemukan kiriman paket narkoba yang dimaksud meski seluruh kamar penginapan yang disewa oleh seorang ibu berinisial SM (41) tersebut telah digeledah. Lalu, polisi membongkar sebuah boneka beruang berwarna hijau putih yang dibawa oleh SM.

Di dalam boneka beruang tersebut, polisi kemudian mendapatkan dua paket satu ukuran jumbo dengan total berat 74, 27 gram. Atas temuan ini, polisi kemudian menggelandang ibu tiga anak ini ke Mapolres setempat guna menjalani pemeriksaan.

"Anggota sempat kewalahan karena paket narkobanya disimpan di dalam boneka dan kami akan terus kembangkan lantaran berhubungan dengan jaringan internasional," kata Raspani, Kamis (5/1/2017).

Di hadapan polisi, SM yang merupakan warga Nunukan, Kalimantan Utara ini mengaku bahwa paket sabu tersebut berasal dari Malaysia yang dititipkan oleh SF kepada seorang pria yang akan menjemput paket tersebut sebelum akhirnya digerebek polisi.

"Dari Tawau, Malaysia saya cuma disuruh bawa ini barang nanti ada yang datang menjemput tapi keburu digerebek polisi," kata SM.

Polisi masih memburu dua lelaki yakni SF dan seorang pria yang memesan barang haram tersebut. Penyelidikan ini sendiri akan lebih diintensifkan lantaran berhubungan dengan sindikat jaringan internasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com