Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dugaan Pemukulan Murid oleh Guru, Kepala Sekolah Bungkam

Kompas.com - 13/10/2016, 17:17 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Kepala SDN Langensari 4, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Susilowati menolak memberikan keterangan mengenai dugaan pemukulan oknum guru terhadap SFS (12), siswi kelas V, hingga membuat korban takut masuk sekolah.

Kompas.com yang mendatangi SDN Langensari yang terletak di Jl Brawijaya III, Ungaran Barat, Kamis (13/10/2016) sekitar pukul 09.30 WIB hanya diminta untuk mengisi buku tamu serta meninggalkan nomor telepon.

"Semua sudah saya laporkan ke Disdik, silahkan panjenengan ketemu dengan pak Adi," kata Susilowati yag sebelumnya juga sempat meminta izin memotret kartu identitas pers yang dibawa Kompas.com.

Saat mengutarakan hendak menemui sang guru,  Susilowati pun tidak memberi izin.  "Masih mengajar. Sebaiknya langsung ke dinas," ucapnya.

Namun ia membantah bahwa SFS tidak masuk sekolah selama dua bulan.

"Tidak betul kalau siswi tersebut tidak masuk selama dua bulan. Sudah-sudah cukup ya," kata dia Susilowati.

Secara terpisah, Kepala Bidang SD SMP Dinas P dan K Kabupaten Semarang, Adi Prasetyo mengatakan, pihaknya belum dapat memastikan kebenaran kasus pemukulan siswi SDN Langensari 4 hingga mengakibatkan anak tersebut trauma dan mengurung diri hingga dua bulan ini.

Ia mengaku sangat prihatin apabila benar bahwa guru yang bersangkutan mengajar dengan pola-pola kekerasan fisik maupun psikis, seperti yang dialami pada SFS tersebut.

"Hari ini juga kami akan panggil kepala sekolah dan guru terkait. Kenapa harus berlama-lama," kata Adi.

Setelah itu, Adi memencet beberapa nomor di ponselnya, lantas terdengar ia menelepon beberapa orang terkait masalah itu.

Ia menambahkan, tidak hanya dari internal pendidik saja, dirinya juga bakal melengkapi informasi dugaan pemukulan kepada siswa ini dengan meminta keterangan dari pihak-pihak diluar sekolah.

"Yang jelas dari saksi. Bisa guru, bisa murid, bisa komite sekolah, bisa masyarakat sekitar," katanya.

Apabila dari hasil pemeriksaan tersebut, oknum guru yang bersangkutan terbukti melakukan pemukulan, lanjutnya. Maka guru tersebut terancam mendapatkan sanksi diberhentikan dari profesinya.

"Kami tak butuh guru yang seperti itu," tegasnya.

Sebelumya diberitakan SFS (12) siswa kelas 5 SDN 4 Langensari, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang sudah dua bulan ini mengurung diri di rumahnya. Tidak hanya mogok sekolah, untuk sekedar bermain dengan teman sebayanya saja dia tidak mau.

Perilakunya yang berubah drastis itu diduga lantaran kekerasan fisik dan psikis yang dia terima dari guru wali kelasnya pada awal tahun ajaran baru Juli lalu.

"Baru setengah bulan masuk sekolah, suatu hari dia pulang sekolah itu menangis. Saya tanya kenapa? Dia bilang habis dipukul gurunya di mulutnya kerena tidak bisa menghafal pelajaran matematika," kata Tarimah (75), sang nenek saat ditemui di rumahnya Jl Raden Wijaya II Langensari, Rabu (12/10/2016) siang.

Baca: Diduga Dipukul Gurunya, Anak Yatim Piatu Ini Sudah Dua Bulan Mengurung Diri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com