Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Makam Dibongkar, Warga Bawen Kesal

Kompas.com - 20/09/2016, 07:56 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

BAWEN, KOMPAS.com - Warga lingkungan Bapang, Kelurahan Harjosari, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, resah karena puluhan makam di tempat pemakaman umum setempat dibongkar dan dipindahkan oleh calo tanah tanpa izin ahli waris.

Semula ada sekitar 100 makam di pemakaman itu. Kini ada 40 makam yang sudah dipindahkan.

Proses pembongkaran dan pemindahan makam itu berlangsung sejak awal Juni 2016.

Warga mengatakan, calo tanah tersebut bertindak atas nama sebuah perusahaan yang akan melakukan pengembangan usaha. Kegiatan pembongkaran kuburan ini saat ini berhenti setelah ada protes dari warga.

"Masalahnya ini ahli waris tidak diajak musyarawah, tahu-tahu sudah dibongkar, dipindahkan. Ini kan manusia, harus ada prosesinya," kata Saidun (49), warga RT 3 RW 9 Bapang, Senin (19/9/2016) sore.

Saidun menolak keras pemindahan makam tersebut karena sejumlah kerabat dan leluhurnya dimakamkan di sana.

Menurut Saidun, pemakaman itu tersebut sudah ada sejak lama dan sebaiknya tidak dipindah untuk kepentingan bisnis.

"Ada bapak saya, dua kakak saya dan mbah putri kami dimakamkan di pemakaman Bapang. Orangtua sudah tenang-tenang, malah dipindah demi kepentingan bisnis," kata dia.

Saidun mengakui pernah ada dua kali pertemuan warga tingkat RT/RW dengan calo tanah tersebut. Namun, dari dua kali pertemuan itu selalu menemui jalan buntu. Dia kaget saat mengetahui ada pembongkaran makam.

Menurut dia, makam yang dibongkar itu rata-rata ahli warisnya ada di luar Bapang.

"Mereka diberikan informasi yang salah, dikatakan bahwa tinggal Anda saja yang belum setuju, warga lainnya sudah. Padahal warga sini banyak yang menolak," ujarnya.

Ia menyebutkan, para ahli waris yang punya makam lelulurnya di sana mendapat tali asih sebesar Rp 3 juta.

Seandainya calo tanah tetap bersikeras menginginkan lahan itu, Saidun dan warga setempat meminta uang ganti rugi Rp 50 juta per makam. Itu baru bisa dilakukan jika semua warga setuju, tidak ada yang menolak.

Saidun memperkirakan tuntutan itu hampir mustahil dipenuhi dan dirinya masih kukuh agar makan itu tidak dibongkar. Warga yang menolak makamnya dibongkar sudah melaporkan masalah ini ke kelurahan, tetapi belum ada penyelesaian.

Pantauan di lapangan, sejumlah lubang bekas kuburan yang tengah dipindahkan dibiarkan menganga begitu saja tanpa diuruk kembali. Alat kerja berupa ember yang berisi tanah tak tauh dari salah satu lubang kubur juga ada di sana.

Keberadaan makam baru hanya berjarak sekitar 50 meter dari makam lama. Di lokasi baru itu, ada 38 makam bernisan dan puluhan lubang kuburan yang belum digunakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com