Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Terima Dipecat, Warga Blokade Jalan Menuju Perusahaan Sawit

Kompas.com - 02/09/2016, 22:54 WIB
Raja Umar

Penulis

MEULABOH, KOMPAS.com - Puluhan warga Kecamatan Woyla Timur dan Panton Reu, Kabupaten Aceh Barat, melakukan aksi blokade jalan akses utama menuju lahan perkebunan sawit PT Mapoli Raya di Desa Buket Meugajah, Kecamatan Woyala Timur, Jumat (2/9/2016) petang.

Aksi ini dilakukan warga karena kesal terhadap perusahan yang telah memecat secara sepihak dua ratusan tenaga kerja buruh harian lepas (BHL) yang tinggal di sekitar lokasi HGU perusaan tersebut.

“Kami memblokade jalan akeses perusahaan, karena telah memecat kami secara sepihak tanpa alasan yang jelas. Sementara pekerja dari luar Aceh Barat terus bertambah”, kata Maryanto, salah satu pendemo kepada wartawan, Jumat (2/9/2016).

Berdasarkan pantauan Kompas.com, peserta yang melakukan aksi blokade jalan akses menuju areal perkebunan sawit milik PT Mapoli Raya itu juga diikuti oleh puluhan perempuan dan anak-anak.

Setelah memesang pagar kawat berduri untuk memblokade jalan, warga juga melakukan orasi secara bergantian.

Dalam orasinya, warga menunutut perusahaan untuk segera mempekerjakan kembali mereka sebagai buruh harian lepas (BHL). Jika tidak, warga mengancam akan menutup seluruh akses jalan menuju perusahaan tersebut.

“Kalau perusahaan tidak segera mempekerjakan kami kembali, maka seluruh akses jalan akan kami tutup, karena jalan ini tanah kami yang dipakai oleh perusahaan”, teriak Mardiyanto saat berorasi.

Sementara itu, Eva Julita, pendemo lainnya, menilai, PT Mapoli Raya telah melanggar janji dan menzalimi warga setempat yang selama ini dipekerjakan sebagai buruh harian lepas. Sebab, perjajian dulu seluruh warga di sekitar lokasi perusahaan akan diberikan pekerjaan sehingga warga memebrikan tanah untuk perusahaan.

“Tanah kami diambil oleh perusahaan karena dulu perjajiannya kami diberikan perkerjaan di perusahaan PT Mapoli, tapi sekarang kami tiba-tiba dipecat secara sepihak, mau kerja apa lagi kami, karena tanah semua telah diambil perusahaan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com