Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/08/2016, 20:21 WIB
Defriatno Neke

Penulis

BAUBAU, KOMPAS.com – Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam pernah memanggil mantan Bupati Bombana Atikurahman di sebuah hotel di Jakarta. Pemanggilan tersebut dilakukan agar Atikurahman kembali mengeluarkan surat rekomendasi keabsahan PT Anugrah Harisma Baraka (AHB).

“Di hotel itu ada tiga orang, saya kira itu penasihat hukum Pak Nur Alam untuk membuat draft surat yang ditujukan kepada saya, tetapi saya menolak untuk menandatanganinya dan mengubahnya bila saya bukan lagi menjadi bupati dan tidak punya hak untuk merekomendasi,” kata Atikurahman usai menjalani pemeriksaan oleh KPK di gedung Reskrim Polresta Baubau, Sabtu (27/8/2016).

Baca juga: Kasus Gubernur Sultra, KPK Akan Periksa Mantan Bupati Buton

Saat mengeluarkan izin pertambangan itu, sebelumnya Atikurahman melihat izin penciutan milik PT Inco. Namun Kepala Dinas Pertambangan Kabupaten Bombana saat itu dijabat Cecep mengatakan penciutan tersebut tidak ada.

“Saya bilang cabut kembali itu. Tetapi lama kemudian setelah dicabut, saya tidak tahu berjalan atau tidak, saya dipanggil Nur Alam, di tahun 2011 di Jakarta. karena saya bukan bupati lagi, segala tanggung jawabnya ada sama Pak Gubernur Nur Alam. Saya sudah tidak ada hak lagi,” ujarnya.

Atikurahman menjalani pemeriksaan selama dua jam, mulai dari pukul 14.00 Wita hingga pukul 16.00 Wita. Ia diajukan sekitar enam pertanyaan seputar penerbitan izin tambang di pulau Kabaena bagian selatan.

Baca juga: Dua Hari Setelah Jadi Tersangka KPK, Gubernur Sultra Sandang Gelar Doktor

Sebelumnya, KPK memeriksa 12 orang saksi mantan pejabat Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara. Pemeriksaan terhadap saksi tersebut berkaitan dengan kasus penyelahgunaan kewenangan dalam penerbitan izin usaha pertambangan (IUP) PT AHB di Bombana dan Buton dengan terdakwa Gubernur Sultra Nur Alam.

Kompas TV Inilah Gubernur Sultra Tersangka Dugaan Korupsi

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com