Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswi SMP Diperkosa, Bupati Semarang Salahkan Dampak Buruk Televisi dan Internet

Kompas.com - 09/08/2016, 08:50 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Bupati Semarang Mundjirin menyalahkan banyaknya acara televisi yang tidak mendidik bahkan menjerusmuskan generasi muda ke dalam pergaulan dan gaya hidup yang tidak baik.

Hal itu disampaikannya terkait kasus pemerkosaan yang menimpa seorang siswi SMP berinisial Ls (14) di Pringapus, Kabupaten Semarang. Ls ditemukan warga setempat saat tengah bersembunyi ketakutan dan nyaris telanjang di kandang sapi.

(Baca juga Siswi SMP Terluka dan Nyaris Telanjang Ditemukan Sembunyi di Kandang Sapi)

Mundjirin merasa prihatin atas kasus pemerkosaan tersebut, apalagi hal itu dilakukan terhadap anak di bawah umur dan sudah merambah ke pelosok desa.

"Ternyata bukan hanya orang kota. Ini kan orang desa, kampung, pinggir hutan, kok ya begitu? Apalagi ini sama-sama anak-anak. Dari mana pengaruhnya kalau tidak dari televisi maupun pengaruh internet," kata Mundjirin, Selasa (9/8/2016).

Ia meminta kasus ini menjasi perhatian bersama agar tidak terulang. Ia khawatir bahwa kasus pemerkosaan terhadap siswi SMP tersebut merupakan sebuah tindakan yang terencana.

"Yang susah andaikata betul bahwa ini adalah terencana, ada sindikatnya. Susah lagi kalau begitu," ujar pria berlatar belakang pendidikan dokter itu.

Ia mengimbau agar para orangtua maupun institusi pendidikan untuk memberikan contoh dan pendidikan yang baik kepada anak-anak.

Ia juga berharap agar pemberitaan kasus pemerkosaan terhadap siswi SMP tersebut tidak diperpanjang agar tidak menimbulkan kegaduhan yang tidak perlu.

Saat ditanya apakah akan menerapkan kebijakan jam efektif belajar kepada anak-anak mulai pukul 18.00-21.00 seperti di daerah lain, Mundjirin menyatakan kebijakan itu merupakan ide yang bagus.

"Bagus itu, kerja sama dengan desa menerapkan jam wajib belajar," ujarnya.

Saat ini Mundjirin berupaya agar warag di desa bisa mengembangkan perpustakaan menggunakan dana desa. Dengan begitu, di setiap desa memiliki perpustakaan dan buku-bukunya bisa dibaca anak-anak.

Sementara itu, Kapolres Semarang AKBP Vincensius Thirdy Hadmiarso mengimbau para orangtua untuk mengawasi selalu perilaku anak-anaknya agar tidak terjebak dalam pergaulan bebas.

"Mulai dari lingkup yang terkecil, yakni keluarga. Anak-anak butuh pengawasan dari orang tua dalam kesehariannya. Jangan sampai terjebak pergaulan bebas," kata Thirdy.

Polisi telah menangkap dua orang tersangka pemerkosaan terhadap Ls di dua lokasi berbeda pada Sabtu (6/8/2016). Kedua tersangka adalah Rifai alias Busbus (26), warga Gembongan, Desa Karangjati, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, dan Bandowi alias Bebek (29), warga Rejomulyo, Desa Gilirejo, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen.

Adapun lima rekan tersangka, yakni PN (14), ER (16), IDR (16), AM (16) dan Muhlisin alias Acong (24) masih diperiksa sebagai saksi.

(Baca juga Polisi Tangkap Dua Tersangka Pemerkosa Siswi SMP di Semarang)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com