Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Desa Ini Memanfaatkan Limbah Sarung Tenun Menjadi Produk Bermanfaat

Kompas.com - 03/05/2016, 20:12 WIB
Hamzah Arfah

Penulis

GRESIK, KOMPAS.com – Banyaknya potongan kain afkir dalam industri sarung tenun di Desa Klampok, Kecamatan Benjeng, Gresik, Jawa Timur, menggugah Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gresik. Para warga pun dilatih untuk memanfaatkan potongan kain afkir tersebut.

Kepala Desa Klampok Ngadi (51) mengatakan, 930 keluarga yang ada di wilayahnya, merupakan perajin sarung tenun. Hasil tenun warga pun sudah menembus pasar ekspor.

"Biasanya, dari setiap 12 kodi sarung yang dihasilkan oleh warga. Itu paling tidak, ada 6 potong kain sarung yang afkir. Sehingga tentu sayang kalau terbuang sia-sia dan tidak dimanfaatkan," ungkap Ngadi, Selasa (3/5/2016).

Ia menjelaskan, untuk potongan sarung tenun afkir yang masih lebar, sudah dimanfaatkan oleh para warganya sebagai bahan pembuatan baju anak-anak. Namun untuk kain yang kecil-kecil banyak yang dibuang, padahal jumlahnya cukup banyak.

"Yang tidak bisa dipakai banyak sekali. Karena sudah tidak bisa digunakan dan tidak ada harganya, seringkali kami membuangnya begitu saja sebagai sampah," katanya.

Mengetahui hal ini, Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gresik, coba memberikan penyuluhan kepada warga untuk pemanfaatan sisa kain afkir tersebut. Mereka melatih warga, untuk memanfatkan limbah tersebut menjadi kerajian tangan dan penghias peralatan rumah tangga.

“Usaha ini terlaksana, berkat kerjasama kami dengan salah satu lembaga kursus dan pelatihan yang ada di Gresik. Di mana warga Desa Klampok, kami ajarkan untuk menyulap limbah dari sarung tenun afkir menjadi barang yang punya nilai ekonomis,” tutur Kepala Bidang (Kabid) Perindustrian, Ilmul Yaqien.

Kursus gratis ini, rupanya cukup diminati oleh warga Desa Klampok.  Tidak hanya ibu-ibu dan remaja putri saja yang ikut, ada juga bapak-bapak yang antusias dalam mengikuti kursus ini.

“Dari limbah tersebut, para peserta kursus dapat menghasilkan barang yang cukup dibutuhkan oleh banyak orang. Semisal bross, tempat tisu, taplak kulkas, taplak meja, penghias rak mini minuman gelas, pelapis gelas, dan juga pelapis toples,” terangnya.

Salah satu peserta pelatihan, Sukiadi (57) mengaku, tidak segan mengikuti kursus ini, lantaran dirinya yang berprofesi sebagai perajin sarung tenun memang sudah lama memiliki cita-cita, untuk mengubah bahan sarung tenun afkir menjadi barang yang bermanfaat.

"Dengan ini, kini kami memiliki keahlian lain yang menghasilkan dana tambahan selain sebagai pengerajin sarung tenun. Lumayan juga, dari pada limbah yang banyak melimpah ini dibuang sia-sia dan hanya menjadi sampah," kata Sukiadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com