Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RSUP Sardjito Keluhkan Pemadaman Listrik Berulang, 40 Operasi Terganggu

Kompas.com - 08/04/2016, 07:45 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

SLEMAN, KOMPAS.com - RSUP dr Sardjito mengeluhkan pemadaman listrik yang sering terjadi pada Maret 2016. Pemadaman itu menganggu pelayanan medis yang cukup krusial, termasuk operasi yang dilakukan oleh tim dokter.

Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito Trisno Heru Nugroho, Kamis (7/4/2016) mengatakan, sepanjang bulan lalu sedikitnya terjadi 19 kali pemadaman listrik.

"Kita sampaikan rinciannya, pada tanggal 1 Maret satu kali, 14 Maret sebelas kali, 15 Maret empat kali, kemudian tanggal 31 Maret tiga kali," kata Heru.

Ia mengatakan, pemadaman itu terjadi pada pagi dan siang hari sehingga sangat mengganggu operasional medis.

Selain itu, tidak ada pemberitahuan sebelum pemadaman listrik.

"Kita punya memang punya sebanyak 6 genset. Proses mengalihkan ke genset itu memerlukan waktu 5 detik. Bayangkan kalau lagi proses operasi pasien," kata Heru.

Ia memaparkan, selama satu jam, pengoperasian genset menghabiskan Rp 4,8 juta. Selama 1 bulan, tagihan listrik RS di atas Rp 1 miliar.

Menurut Heru, bulan lalu RSUP dr Sardjito sedang banyak melakukan operasi pasien. Setidaknya ada 40 operasi pasien yang dilakukan oleh dokter.

Alat-alat untuk operasi semua tergantung pada listrik sehingga pemadaman sangat menganggu penanganan pasien. Terlebih apa yang dilakukan oleh dokter ini bersangkutan dengan nyawa seseorang pasien.

"Tanggal 31 Maret itu tepat saat ada operasi jantung selama 7 jam. Padahal saat operasi, fungsi jantung digantikan alat yang disuplai listrik, lalu tiba-tiba mati. Anda bisa bayangkan," ujarnya.

Saat operasi jantung itu, petugas langsung secepatnya bisa menghidupkan genset. Meski tidak sampai menimbulkan kematian pasien, tim dokter yang melakukan operasi merasakan ketegangan luar biasa.

"Artinya pemadaman sangat menganggu operasional medis, misalnya inkubator bayi, lalu ventilator untuk pasien kristis, belum untuk yang di ICU," ujar Heru.

Ia berharap agar PT PLN Persero selaku pemasok listrik memperhatikan pelayanan publik. Dengan demikian, layanan publik seperti rumah sakit dapat terus berjalan tanpa terganggu pemadaman listrik.

"Pertama, jelas berkaitan dengan hidup seseorang. Lalu kita bisa dikomplain, jadi kami memohon pelayanan publik diperhatikan agar tidak sering mati listrik," kata Heru.

Sementara itu, Paulus Kardiman dari Humas PT PLN Area Yogyakarta mengatakan akan mengecek apakah tidak ada pemberitahuan mengenai pemadaman listrik.

Menurut dia, setiap wilayah kerja seharusnya mendapatkan pemberitahuan akan adanya pemadaman.

"Tapi memang bulan Maret kemarin di Yogyakarta terjadi cuaca ekstrem sehingga di luar kontrol dari PLN," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com