Sapi-sapi warga yang terserang bakteri bacillus anthracis di berbagai desa, umumnya mengalami gejala luka pada kulit, muntah, hingga telinga mengeluarkan darah.
Sedikitnya ada 33 ekor sapi milik warga di Kecamatan Patampanua mati mendadak dengan gejala yang sama. Warga pun melaporkan ke dinas perternakan setempat.
“Hasil uji laboratorium Maros memastikan sapi-sapi warga mati karena terjangkit antraks," sebut drh I Gde Adika Priyamanaya, petugas Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pinrang
usai melakukan pemusnahan, Kamis (3/3/2016).
Petugas dinas peternakan terjun ke lokasi untuk meminimalisasi penyebaran penyakit yang bisa menular ke manusia itu.
"Petugas dinas peternakan kini terus mengintensifkan upatya pencegahan dengan melakukan pengobatan terbatas terutama ke pada lokasi peternak yang sudah positif antraks,” tambah dia.
Adapun sapi yang sudah mati dimusnahkan warga dan petugas peternakan setempat dengan cara dibakar dan dikubur ke dalam tanah. Selain itu sampel daging juga sudah dikirim ke Balitbang Maros untuk diteliti.
Agar tidak semakin banyak sapi yang tertular penyakit mematikan ini, dinas peternakan gencar melakukan pengobatan ke sejumlah sentra-sentra peternakan di Pinrang Sulawesi Selatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.