Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Pimpin Gerakan Bersenjata, "Raja Rimba" Jadi Satpam di Perkebunan Sawit

Kompas.com - 17/02/2016, 13:17 WIB
Kontributor Lhokseumawe, Masriadi

Penulis

LHOKSEUMAWE, KOMPAS.com – Sebelum memimpin kelompok bersenjata di Aceh Timur, Raja Rimba, pernah bekerja sebagai satuan pengamanan (Satpam) di PT CGU (perkebunan sawit milik swasta) di Aceh Utara.

Perkebunan itu berbatasan langsung dengan desanya, yaitu Desa Seumanah Jaya, Kecamatan Peureulak, Aceh Timur.

Kepala Desa Seumanah Jaya terpilih Jasman menyebutkan, Raja Rimba juga pernah masuk dalam Gerakan Aceh Merdeka (GAM) saat konflik masih terjadi di Aceh.

“Namun apakah dia masuk Sagoe (satuan GAM setingkat kecamatan) berapa saya tidak tahu. Saya dengar dia juga pernah di GAM dulu,” ungkap Jasman yang baru terpilih menjadi kepala desa itu, Rabu (17/2/2016).

Selain itu, lanjut Jasman, Raja Rimba masuk dalam kategori keluarga sangat miskin di desa itu. Ayah dua anak itu sampai saat ini masih menumpang hidup di rumah orangtuanya.

“Dia punya satu anak berusia satu tahun, satu lagi berusia tiga tahun dan seorang istri. Dia menetap di rumah panggung milik orang tuanya yang juga sudah rusak parah dan bolong-bolong,” ujar Jasman.

Sejak 2013, Raja Rimba bersama teman-temannya naik ke hutan dan melakukan sejumlah rangkaian kegiatan kriminal. Dia terlibat penculikan warga Skotlandia, dia juga membakar alat berat milik salah satu perusahaan pengerjaan proyek di Aceh Timur.

“Kemarin saya turut menyaksikan saat Raja Rimba menyerahkan diri pada polisi. Dia mengaku khilaf dan menyadari kesalahannya. Dia juga ingin kembali menjadi masyarkat biasa, bukan buronan polisi,” ujar kepala desa yang baru dilantik April mendatang.

Selain itu, lanjut Jasman, kepulangan Raja Rimba ke kampung itu membawa haru tersendiri bagi warga desa. Sosok yang satu ini dikenal ramah dan humoris.

“Dia juga rajin ikut pengajian, aktif di kegiatan desa seperti gotong royong dan kegiatan desa lainnya,” ujarnya.

Jasman berharap setelah turun gunung, Raja Rimba bisa menjadi ikon desa tersebut.

“Ikon untuk menjaga keamanan desa, bisa membangun desa bersama pemuda dan seluruh rakyat desa,” pungkasnya.

Raja Rimba dan Taueun menyerahkan diri pada polisi. Mereka juga menyerahkan sepucuk senjata Soft Gun merk KWC dan satu pucuk senjata laras panjang AK 56 beserta delapan butir peluru, 27 butir peluru FN kaliber 4,5, tiga pasang baju loreng, dan satu tas punggung warna hitam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com