Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Pentolan Kelompok Bersenjata Berjuluk Sang Raja Rimba Itu?

Kompas.com - 16/02/2016, 20:46 WIB
Kontributor Lhokseumawe, Masriadi

Penulis

LHOKSEUMAWE, KOMPAS.com – Siapa yang tidak gentar mendengar nama Raja Rimba dan Taue’n di pedalaman Aceh Timur. Sepak terjang dua kelompok bersejata ini terdengar santer sejak 2013 silam.

Kejahatan yang menyohorkan nama mereka adalah saat menculik Malcomi Primerose (61), warga Skotlandia yang bekerja di PT Merdo E&P Malaka, Aceh Timur.

Saat itu, Malcom diculik di lokasi pengeboran di Matang Satu, Blang Simpo, Aceh Timur pada 11 Juni 2013. Malcomi diantar sopirnya, Dania Ariana, di kawasan Desa Lubuk Pimping, Kecamatan Peureulak Kota, Aceh Timur.

Saat itulah, mereka dihadang kelompok yang dipimpin Raja Rimba. Empat hari setelah diculik, Malcom dibebaskan.

Pelaku meminta Malcom mengirimkan uang sebesar Rp 5 miliar setelah dibebaskan. Namun, polisi meminta korban tidak mengirimkannya. Sejak saat itu, Malcom pun pindah ke kantor pusat di Jakarta.

Setelah tiga tahun lebih berkeliaran di hutan, Raja Rimba dan Taueun pun menyerahkan diri.

Kapolres Aceh Timur AKBP Hendri Budiman menyebutkan, pihaknya melakukan pendekatan persuasif ke keluarga Taueun dan Raja Rimba.

“Kita minta keluarganya agar mengajak keduanya menyerahkan diri. Proses ini sudah saya lakukan dua bulan terakhir. Saya intensif komunikasi dengan keluarga mereka," sebut AKBP Hendri.

Dia menyebutkan, pendekatan persuasif itu membuat keduanya berubah pikiran dan pada Selasa (16/2/2016) dan menyerahkan diri ke Polres Aceh Timur. [Baca juga: Pentolan Kelompok Bersenjata di Aceh Timur Menyerahkan Diri]

“Saya dan rombongan menjemput langsung keduanya di Desa Seumanah Jaya, Kecamatan Ranto Peureulak,” jelas Kapolres didampingi Kasat Reskrim AKP Budi Nasuha W.

Dia mengatakan, sebelumnya, anak buah Raja Rimba lainnya, Nasrun alias Si Kleung, juga menyerahkan diri ke Mapolda Aceh.

“Kami berbahagia mereka mau menyerahkan diri pada polisi. Mereka juga siap menjalani proses hukum atas perbuatan yang telah dilakukannya,” pungkas AKBP Hendri.

Beda dengan Din Minimi

Beda Raja Rimba, beda pula Din Minimi. Din, yang memimpin kelompok bersenjata di Aceh Timur memilih menyerahkan diri pada Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso.

Din juga meminta dia dan 150 anggotanya diberikan amnesti oleh Presiden Joko Widodo.

Din menyerahkan 15 pucuk senjata berbagai jenis dan ratusan peluru pada Sutiyoso. Kini, Din masih menunggu amnesti itu.

Sementara pro-kontra terkait amnesti terjadi di DPR RI. Kalangan legislatif menilai, Din tidak layak diberikan amnesti. Sementara Kepala BIN Sutiyoso menyatakan sebelum menjemput Din Minimi, dirinya sudah melapor ke presiden dan amnesti akan diberikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com