Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aparat Kepolisian di Papua Kejar Penyuplai Amunisi dan Senpi

Kompas.com - 05/02/2016, 11:06 WIB
Fabio Maria Lopes Costa

Penulis

JAYAPURA, KOMPAS.com - Aparat kepolisian di Papua masih mengejar penyuplai 241 butir amunisi, dua pucuk senjata api, dan empat bom pipa di dua rumah warga pada Rabu (3/2/2016) malam di Kabupaten Jayapura.

Berdasarkan data yang dihimpun dari Polres Jayapura, identitas pemasok senjata dan amunisi bernama Naman Enumbi atau berinisial NE.

Selama ini NE bermukim di dua rumah yang digerebek aparat di daerah Pos VII dan Doyo Baru. Pemilik kedua rumah adalah Werius Enumbi (32), Dorce Enumbi (48), dan Simson Tabuni (31).

Diduga NE adalah anggota Komite Nasional Papua Barat (KNPB) yang menjadi organisasi sayap perjuangan Papua Merdeka.

Baca juga: Aparat Gerebek Rumah Warga, Ratusan Amunisi dan Bahan Peledak Ditemukan

Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Patrige Renwarin di Jayapura pada Jumat (5/2/2016) mengatakan, NE telah berada di luar Jayapura saat penggerebekan.

"Berdasarkan informasi terakhir, NE berada di Timika. Anggota kami di sana sedang melacak keberadaannya," kata Patrige.

Ia pun menuturkan, kemungkinan besar NE juga yang berperan menghimpun dana untuk pengadaan amunisi dan senjata api.

"Selama ini anggota kelompok tersebut selalu mendapatkan amunisi dan senjata dengan berbagai cara. Kami tak tahu darimana sumber dana yang menyokong kelompok tersebut," tambah Patrige.

Kepala Polres Jayapura Ajun Komisaris Besar Sondang Siagian menuturkan, ketiga pemilik rumah masih diperiksa untuk menyelidiki kedekatan mereka dengan NE.

Baca juga: OPM Bantah Ratusan Amunisi dan Senpi Miliknya

Ketua Umum Badan Pelayanan Persekutuan Gereja-Gereja Baptis Papua Socrates Sofyan Yoman menyatakan, kelompok tertentu yang mengatasnamakan KNPB atau OPM dengan menggunakan cara kekerasan adalah binaan aparat militer.

"Sebenarnya gerakan OPM sejati selalu menggunakan pendekatan damai untuk perjuangkan keadilan dan hak-hak penentuan nasib sendiri," tegas Socrates.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com