Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deddy Mizwar Pastikan TPPAS Legok Nangka Tak Cemari Lingkungan

Kompas.com - 03/02/2016, 12:53 WIB
Kontributor Bandung, Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Jawa Barat memastikan Tempat Pemilahan dan Pemrosesan Akhir Sampah Legok Nangka, di Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung tidak mencemari lingkungan.

Wakil Gubernur Jabar, Deddy Mizwar mengatakan, TPPAS Legok Bangka menggunakan teknologi khusus. Selain itu, lokasinya cukup tinggi, berada di atas kawasan lainnya.

“Insya Allah enggak bau, karena ini tinggi, (baunya) ada di atas," ujar Deddy di Bandung, Rabu (3/2/2016).

Deddy meminta PT Dharmaprema Mandala selaku kontraktor bisa mengerjakan pembangunan TPPAS Legok Nangka tepat waktu. Sehingga, TPPAS bisa beroperasi pada Februari 2017.

“Mau nggak mau, 2017 harus jadi. TPPAS Legok Nangka ini akan digunakan oleh lima daerah yakni Kota/Kabupaten Bandung, Cimahi, Sumedang, dan Garut,” tuturnya.

Project Manager PT Dharmaprema Mandala Dewobroto mengatakan, seluruh permukaan tanah hasil galian di TPPAS akan dilapisi atau ditutup alat.

Hal ini dilakukan agar air sampah (lindi) tidak meresap ke dalam tanah. Bahkan, pihaknya menutup/melapisi permukaan tanah dua kali untuk memastikan kekuatannya.

"Ada lapisan geomembran dan geotekstil. Untuk mencegah air lindi masuk ke dalam tanah. Kalau masuk ke tanah bisa mencemari lingkungan," ungkap dia.

Dia menjelaskan, lapisan pertama penutup tanah adalah geomembran. Yakni berupa plastik setebal 1,5 milimeter. Kemudian Geomembran akan dilapisi geotekstil agar lapisan di bawahnya tidak robek.

Untuk memroses air lindi, pihaknya akan melakukan pemipaan untuk menyalurkan air dari tempat inti ke tempat pemrosesan limbah.

Setelah diproses, baru dibuang ke saluran amdal. Saat ini, pihaknya masih melakukan penggalian.

Ia berharap dalam waktu 1,5 bulan selesai. Karena musim hujan ini, pengerjaannya terhambat oleh tanah yang menjadi lembek.

Mengenai kapasitas, kemungkinan bisa digunakan selama tujuh tahun atau jutaan kubik. Yang pasti sampah di atas 94 hektar lahan ini dimanfaatkan untuk kompos. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com