Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi: Kelompok Teroris Poso Terima Kucuran Dana dari ISIS

Kompas.com - 21/01/2016, 10:34 WIB
Kontributor Poso Kompas TV, Mansur

Penulis

POSO, KOMPAS.com - Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah memastikan bahwa jaringan kelompok teroris Poso pimpinan Santoso yang selama ini menjadi target utama Pilisi dalam Operasi Tinombala 2016 menerima kucuran dana dari kelompok militan Islamic State Of Irak And Syria (ISIS).

Data aliran dana tersebut ditemukan polisi pasca-kontak tembak antara tim gabungan TNI-Polri dengan kelompok Santoso di Desa Tounca, Kecamatan Padalembara, Jumat (15/1/2016), yang mengakibatkan satu teroris tewas.

Kepala Operasi Daerah Tinombala 2016, Kombes Pol Leo Bona Lubis, menjelaskan, meskipun tidak disebutkan secara rinci besaran serta cara penyaluran dana dari ISIS, pihaknya memastikan dana tersebut masuk ke kelompok Santoso.

Menurut dia, dana yang masuk ke jaringan Santoso dikirim bergelombang sedikit demi sedikit, mulai dari kisaran Rp 2 juta melalui yayasan dan rekening perorangan.

"Memang ada dana ISIS yang selama ini masuk ke kelompok Santoso, sistem penyalurannya ada yang melalui yayasan, bank dan perorangan. Nah ini yang sementara kita telusuri," ungkap Leo dalam jumpa pers di Mapolres Poso, Kamis (21/1/2016).

Dia menambahkan, selain berhasil mengungkap aliran dana ISIS, polisi juga menemukan sejumlah dokumen penting serta petunjuk baru dari lokasi kontak senjata di sebuah pondok yang merupakan kamp baru Santoso.

Dari dokumen tersebut terungkap adanya rencana-rencana kegiatan dan termasuk struktur kelompok Santoso yang baru pasca-tewasnya Daeng Koro. Berdasarkan catatan kepolisian, Daeng Koro masuk dalam pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang diburu.

"Ini terakhir kita mendapatkan dokumen pada saat kita temukan satu jenazah dan di pondoknya,demikian juga utamanya pada saat penyerangan markas besar pada 17 Agustus. Yang jelas kelompok tersebut masih eksis dan masuh berada di dalam hutan," ungkapnya.

Sebelumnya, pihak kepolisian setempat mengakui bahwa banyak kendala yang dihadapi untuk menangkap kelompok Santoso, yaitu faktor alam dan kondisi medan. Kelompok teroris pimpinan Santoso yang sudah lama hidup di hutan lebih mengenal lokasi sehingga memudahkan mereka untuk bersembunyi menghindari petugas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com