Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rizieq Syihab Pelesetkan "Sampurasun", Warga Sunda Tunggu Iktikad Baiknya

Kompas.com - 26/11/2015, 13:00 WIB
Kontributor Bandung, Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — Pernyataan tokoh Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Syihab yang memelesetkan salam "sampurasun" khas warga Sunda menjadi "campur racun" terus menuai kecaman.

Sejumlah budayawan dan perwakilan 16 organisasi Sunda mendesak Rizieq meminta maaf secara terbuka.

Budayawan Sunda Acil Bimbo mengatakan, persoalan tersebut harus segera diselesaikan untuk meminimalisasi polemik berkelanjutan. Dia pun meminta agar Rizieq meminta maaf di hadapan publik.

"Saya menyesalkan, Habib Rizieq kan sedang berkibar, tidak pantas dia menghina sebuah etnis. Jadi, jangan gegabah dan jangan gagagahan," kata Acil saat ditemui di Kantor Sekretariat Angkatan Muda Siliwangi (AMS), Jalan Braga, Kota Bandung, Kamis (26/11/2015).

Sementara itu, Sekjen Angkatan Muda Siliwangi (AMS) Denda Alamsyah menuturkan, pihaknya menuntut personal Rizieq, bukan organisasi FPI.

"Kami masalahkan bukan ke FPI-nya. Tapi, fokus yang diangkat itu ke Habib Rizieq, ya lebih personalnya," ujar Denda.

Dia menambahkan, masyarakat Sunda hingga kini masih menunggu niat baik dari Rizieq untuk segera meminta maaf secara terbuka.

"Sebagai muslim, permintaan maaf tentunya bukan persoalan berat bagi Habib Rizieq. Tapi ingat, permintaan maaf itu harus dilakukan di depan muka umum atau publik. Ya, karena dia kan memelesetkan sampurasun juga di depan umum," tegas Denda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com