Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BKSDA Bengkulu Usulkan Pusat Rehabilitasi Harimau Milik Pemerintah

Kompas.com - 21/11/2015, 11:25 WIB
Kontributor Bengkulu, Firmansyah

Penulis

BENGKULU, KOMPAS.com - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bengkulu mencatat dalam dua tahun terakhir setidaknya sembilan ekor harimau sumatera yang diamankan akibat konflik dengan manusia.

Dari sembilan ekor harimau tersebut, dua ekor dikirim ke Tamling Wildlife Nature Conservation (TWNC), Provinsi Lampung.

Dua ekor harimau dikirim ke Taman Safari, tiga ekor dinyatakan mati, dan dua ekor lagi masih berada di BKSDA Bengkulu yakni Elsa dan Giring.

Elsa terkena jerat pemburu pada kaki kanan depan sehingga harus diamputasi, sementara Giring harimau jantan yang diamankan karena memangsa seorang petani karet di Kabupaten Seluma, Bengkulu.

Pada 2013 BKSDA merilis populasi harimau sumatera di hutan Provinsi Bengkulu. Di tempat itu jumlah harimau setidaknya berkurang 11 ekor dalam lima tahun terakhir.

Sebagian mati terjerat pemburu atau sengaja ditangkap lalu dipindahkan karena masuk ke  permukiman warga.

Sebagian besar harimau itu dari Kabupaten Seluma (8 ekor), lalu Kabupaten Bengkulu Utara (2 ekor) dan Kabupaten Lebong (1 ekor).

Semua harimau itu belum termasuk enam ekor yang ketika disita dari pelaku perdagangan satwa liar hanya tersisa kulit, opsetan, dan tulang belulangnya.

Konflik antara harimau dan manusia ini, selain memakan korban manusia juga tak sedikit harimau yang mati, baik karena luka akibat jerat atau cacat permanen.

Populasi harimau sumatera di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang tersebar dalam empat provinsi yakni Bengkulu, Jambi, Sumsel dan Sumbar, hingga saat ini tersisa puluhan ekor saja.

Populasi harimau di TNKS setiap tahun terus menyusut akibat maraknya perburuan satwa liar serta aksi perambahan hutan untuk pembukaan lahan pertanian, pembalakan hutan maupun usaha tambang.

Kepala BKSDA Bengkulu, Anggoro Dwi Sujiarto, yang ditemui di ruang kerjanya mengungkapkan sejauh ini pihaknya tak memiliki kewenangan atas nasib harimau sumatera yang diamankan.

"Kami (BKSDA) hanya mampu mengamankan apabila ada harimau yang masuk permukiman warga, kewenangan sepenuhnya mengenai nasib harimau itu ada di keputusan Dirjen, tak jarang kami terkena kritik dari LSM pecinta satwa, namun kritik mereka semua benar," papar Anggoro, belum lama ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com