Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disdik Pamekasan Temukan Dua Guru SD Berijazah Palsu

Kompas.com - 18/11/2015, 22:28 WIB
PAMEKASAN, KOMPAS.com - Dinas Pendidikan (Disdik) Pamekasan, meneliti ulang seluruh ijazah milik guru dari SD hingga SLTA di Pamekasan.

Hal ini dilakukan karena Disdik tak mau kecolongan lagi mengenai penggunaan ijazah palsu guru yang sudah Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Langkah Disdik Pamekasan ini berkaitan dengan temuan penggunaan ijazah palsu yang berinisial AH (47) dan SR (50). Keduanya mengajar di SD Negeri di Kecamatan Kota Pamekasan.

Temuan ijazah palsu ini berawal saat kedua guru itu mengikuti Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) di Surabaya.

Ijazah yang mereka gunakan saat itu, diterbitkan Universitas PGRI Adi Buana, Surabaya.

Sementara itu, Kepala Bidang Ketenagaan Disdik Pamekasan, Suryanto mengatakan pemeriksaan ijazah milik semua guru sudah dilakukan secara bertahap.

Untuk memastikan keasilan ijazah kedua guru itu, Disdik Pamekasan mengaku kesulitan karena pedoman dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek-Dikti) belum diterima.

Meski demikian, ia sudah melayangkan surat permintaan ke Kemenristek Dikti.

“Kami ingin minta pedoman saja, universitas dan perguruan tinggi apa yang resmi. Lalu bagaimana cara mengetahui ciri-ciri ijazah palsu itu. Ini biar kami bisa bergerak cepat dan tidak sia-sia,” kata Suryanto.

Ia menambahkan nama universitas, dan perguruan tinggi ternama di Jawa Timur Disdik sudah mengerti.

Sementara ijazah dari universitas dan perguruan tinggi yang tidak terkenal, ia mengaku masih perlu hati-hati dan tidak gampang curiga.

Di tempat terpisah, Sekda Kabupaten Pamekasan, Alwi Bik menambahkan pemeriksaan ijazah bagi PNS tidak terpaku untuk pegawai disdik semata.

Seluruh PNS di seluruh satuan perangkat kerja daerah (SKPD) juga harus diperiksa keasliannya ijazah mereka.

“Kami akui, untuk menentukan apakah ijazah ini diduga palsu atau tidak, bukan persolan gampang. Butuh waktu lama dan ketelitian. Terutama ijazah yang digunakan itu dari universitas dan perguruan remsi atau meragukan,” kata Alwi Bik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com