Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat Tanggul Air PLTA, Warga Pinggiran Danau Laut Tawar Kebanjiran

Kompas.com - 24/10/2015, 15:01 WIB
Kontributor Takengon, Iwan Bahagia

Penulis

TAKENGON, KOMPAS.com - Armada (56),  tampak lesu. Matanya kosong menatap rumahnya yang tergenang air sejak Selasa (21/10/2015) lalu. Ia tak habis pikir mengapa pembangunan di PLTA justru mendatangkan banjir di rumahnya.

Armada tak sendiri. Setidaknya ada 20 lebih KK yang bernasib sama di Kampung Boom, Kecamatan Lut Tawar, Takengon Aceh Tengah, Aceh.

Banjir telah membuat warga mengungsi dan mengosongkan rumah, karena genangan air sudah mencapai lutut orang dewasa.

"Sejak regulating weir milik PLTA dibangun, banjir seperti ini rutin terjadi setiap tahun," kata Armada, Sabtu (24/10/2015).

Regulating weir yang dimaksud adalah tanggul yang dibangun oleh PLN melalui proyek PLTA Pesangan di sungai Pesangan, Kampung Bale, Kecamatan Lut Tawar, Aceh Tengah, Aceh.

"Yang saya ingat, sebelum regulating weir dibangun, air memang meluap, tetapi hanya sampai depan rumah saja. Tidak masuk rumah dan tak sedalam ini," kata Armada.

"Kalau hujan, ya begini, rumah kami kebanjiran, saya harus mencari rumah sewa baru. Untuk sementara saya menumpang di rumah tetangga ," jelasnya.

Bapak dua anak ini mengaku sudah menyampaikan langsung keluhan warga kepada pihak PLTA. Ia juga menyarankan agar PLTA menambah kedalaman aliran sungai persis di lokasi pembangunan tanggul air itu.

Di sekitar lokasi banjir Lemo, sebutan warga lokal untuk luapan air Danau Laut Tawar, sejumlah petugas dari kecamatan mendata rumah warga yang terkena dampak lemo.

"Pak wakil bupati tadi datang kesini, makanya petugas kecamatan turun mendata," kata Armada.

"Persoalan lemo ini sudah menahun, PLTA bahkan sudah memberi bantuan untuk kami akibat lemo dua tahun lalu," ungkap Armada.

"Kasihan para petani yang menanam palawija di pinggiran danau. Tanaman mereka mati. Saya sendiri yang punya usaha rumahan, ya harus berhenti, karena saya dan istri saya tidak bisa menjahit pakaian adat Kerawang lagi," ujarnya.

Meski kerap mendapat bantuan, namun menurut Armada kenyamanan hidup mereka terganggu karena banjir ini.


"Tadi kata pak wabup kami mau diberi logistik, harus hari ini katanya. Kami sendiri gak tau bantuan apa yang mau diberikan," kata Armada.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com