Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saksi-saksi Pembunuhan Salim Kancil Butuh Psikiater

Kompas.com - 08/10/2015, 14:50 WIB
LUMAJANG, KOMPAS.com - Jarmoko, pengacara yang mendampingi saksi dan keluarga korban kasus pembunuhan dan penganiayaan dua aktivis antitambang di Lumajang, Jawa Timur, Salim Kancil dan Tosan, mengatakan sejumlah saksi dalam kasus tersebut membutuhkan konsultasi dari psikiater.

"Masih terlihat beberapa saksi ketakutan saat memberikan keterangan di hadapan penyidik Polres Lumajang, bahkan ada saksi yang menderita sakit saat dipanggil penyidik," kata Jarmoko di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Kamis (8/10/2015).

Untuk itu, lanjut dia, tim kuasa hukum korban meminta aparat kepolisian untuk menyediakan psikiater untuk beberapa saksi yang masih mengalami trauma akibat peristiwa "pasir berdarah" di Desa Selok Awar-Awar tersebut.

"Kami sudah sampaikan kepada pihak Polres Lumajang karena beberapa saksi kini diperiksa kembali untuk memberikan keterangan tambahan atas kasus terbunuhnya Salim Kancil dan penganiayaan terhadap Tosan," tutur Jarmoko.

Pemeriksaan sejumlah saksi dan keluarga korban di Polres Lumajang, lanjut dia, mulai didampingi pengacara agar saksi bisa memberikan keterangan sesuai dengan fakta dan tidak takut menyampaikan kebenaran.

"Ada 20 pengacara dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya, Jember, Walhi, Kontras, dan berbagai elemen lainnya yang siap mendampingi pemeriksaan saksi dan keluarga korban hingga persidangan," ujar dia.

Jarmoko berharap ada psikiater yang memberikan konseling kepada saksi dan keluarga korban, sehingga rasa kecemasan dan ketakutan para saksi bisa hilang perlahan-lahan.

"Para saksi masih trauma atas kejadian pada 26 September 2015, sehingga perlu pemulihan psikis mereka lebih dulu, sebelum memberikan keterangan kepada penyidik," kata dia.

Jarmoko juga meminta Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) memberikan perlindungan sepenuhnya terhadap saksi dan keluarga korban yang mengetahui pembunuhan dan penganiayaan Salim Kancil dan Tosan.

"Ada beberapa warga yang mengetahui kejadian tragedi 'pasir berdarah itu, namun mereka enggan memberikan kesaksian karena pelaku pembunuhan dan penganiayaan dua aktivis antitambang di Desa Selok Awar-Awar itu masih kerabatnya," kata dia.

Sebelumnya diberitakan, Salim Kancil dan Tosan dianiaya oleh preman bayaran pada 26 September 2015. Salim Kancil dianiaya hingga tewas di balai desa setempat dan Tosan mengalami luka parah hingga dilarikan ke rumah sakit setempat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com