Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukun Elisabeth Bikin Ramuan Kulit Kayu, Nenek Sisilia Malah Tewas

Kompas.com - 03/09/2015, 09:39 WIB
Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KEFAMENANU, KOMPAS.com — Maksud hati ingin sembuh dari penyakit, tetapi yang terjadi malah sebaliknya. Sisilia Sako (80), nenek asal Kampung Nefosene, Desa Sone, Kecamatan Insana Tengah, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur, justru tewas setelah meminum ramuan dari dukun setempat.

Peristiwa tersebut bermula ketika Sisilia bersama seorang anak perempuannya, Yovita Haki (38), yang menderita sakit kepala, mendatangi Elisabeth Hati (70), yang dikenal sebagai dukun. Mereka meminta ramuan berupa obat untuk menyembuhkan penyakit.

"Elisabeth kemudian memberikan ramuan berupa kulit pohon batola. Ramuan itu selanjutnya direndam pakai air panas, lalu diminum. Berselang dua jam kemudian, ramuan itu pun bereaksi dan keduanya mulai mengalami muntah-muntah dan mencret. Sisilia langsung meninggal, sementara anaknya kritis," ujar Kepala Sub Bagian Humas Kepolisian Resor TTU, Iptu Petrus Liu, Kamis (3/9/2015).

Yovita selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kefamenanu, sedangkan jasad Sisilia dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan. "Keluarga Sisilia dan Yovita yang tak terima, lalu melaporkan kejadian ini ke Kepolisian Sektor Insana. Polisi sudah turun ke lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara dan memeriksa saksi dan Elisabeth serta menyita sejumlah barang bukti," kata Petrus.

Petrus mengatakan, barang bukti berupa kulit pohon batola saat ini sudah dibawa ke Pusat Laboratorium dan Forensik (Puslabfor) Denpasar, Bali, oleh tim Reskrim Polres TTU. "Kita masih tunggu hasil dari Puslabfor Bali, sedangkan sang dukun Elisabeth saat ini masih dikenakan wajib lapor," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com