Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/07/2015, 14:53 WIB
Kontributor Nunukan, Sukoco

Penulis

NUNUKAN, KOMPAS.com – Puluhan siswa kelas X G di SMU Negeri 1 Nunukan Selatan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, terpaksa belajar di lantai, karena sekolah kekurangan meja kursi. Hal ini tejadi karena di tahun ajaran 2015, sekolah itu menerima siswa melebihi jumlah ruang kelas yang mereka miliki. Akibatnya, sebanyak 44 siswa yang baru masuk sekolah, tersebut terpaksa belajar di lantai.

Guru Bidang Kesiswaan SMUN 1 Nusa Arsen mengatakan, ruang kelas yang mereka gunakan pun adalah bekas gudang. Bahkan, untuk memasang keramik lantai, orangtua siswa harus patungan.

"Terpaksa kami fungsikan gudang untuk menampung satu kelas siswa tambahan. Dulunya perpustakaan kemudian dijadikan gudang. Untuk lantainya saja hasil urunan dari orangtua siswa,” kata Arsen, Rabu (29/07/2015).

Tak sedikit siswa yang mengikuti proses belajar sambil berbaring di lantai. Fadillah Delli, salah satu siswa yang ada di kelas itu, mengaku terpaksa mengikuti pelajaran dengan berbaring karena pegal harus duduk di lantai.

“Ya tidak nyaman, pegel, capek, terpaksa kita sambil baring belajarnya. Kita pinginnya ya seperti kelas lain yang ada meja kursinya,” ujar dia.

Pihak sekolah mengaku terpaksa menerima siswa baru di luar jalur akademis dan jalur prestasi, karena ada kebijakan Bupati Nunukan yang meminta sekolah menerima siswa tambahan titipan dari pejabat.  Akibat kebijakan tersebut, SMUN 1 Nusa kekurangan ruang belajar.

”Jumlah siswa sepuluh sekarang 259, sementara ruang kelas yang kita miliki enam. Kita tambah satu ruang belajar setiap kelas diisi 37 siswa,” ujar Arsen.

Kebijakan menerima siswa titipan dari pejabat berimbas kepada sekolah swasta. Salah satu SMU swasta yang merasakan imbas kebijakan Bupati Nunukan tersebut adalah SMA Muhammadiyah.

Salah satu guru SMA Muhammadiyah Nunukan Musayaroh mengaku di tahun ajaran 2015 ini hanya ada tujuh siswa yang mendaftar. Padahal pihak sekolah menyediakan tiga kelas.

”Banyak siswa negeri yang lewat jendela, sehingga setiap kelas siswanya bisa 50 ada 45 siswa. Itu kalau kita bicara tidak efektif karena menurut aturan itu 32 siswa dalam satu kelas. Seharusnya pemerintah daerah tegas, sehingga sekolah negeri tidak menerima murid di luar kemampuan, sementara sekolah swasta muridnya sanagat sedikit,“ ujar Musayaroh.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com