Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota Denpasar: Berdayakan Pasar Tradisional

Kompas.com - 22/07/2015, 15:00 WIB

Oleh Cokorda Yudistira

Masuk ke kompleks Pasar Agung Desa Peninjoan, pasar desa di wilayah Peguyangan Kangin, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar, Bali, memberikan gambaran yang berbeda terhadap pasar desa atau pasar tradisional yang ada sebelumnya. Bayangan tentang pasar desa, yang becek, kotor, dan semrawut tidak terlihat di Pasar Agung Desa Peninjoan tersebut.

Bangunan di Pasar Agung Peninjoan sudah diperbarui dengan diberikan sentuhan arsitektur bercorak Bali. Para pedagang dipisahkan sesuai jenis barang dagangan yang dijual, misalnya los basah untuk pedagang sayur dan daging, atau los bumbu dan buah untuk pedagang buah-buahan, juga los makanan ringan dan kebutuhan pokok, serta los makanan.

Tidak hanya los pedagang yang ditata, di dalam pasar itu juga disediakan kios dan lahan terbuka untuk pedagang yang tidak mendapat tempat di los. Pasar juga dilengkapi sejumlah fasilitas publik, antara lain parkir, tempat cuci tangan umum, dan tempat peturasan (WC) umum.

Sentuhan baru pasar yang menampung lebih dari 350 pedagang itu memberikan suasana berbelanja yang lega dan nyaman meskipun pasar itu merupakan pasar desa.

"Kebersihan di pasar ini dijaga betul. Kebersihan pasar mendapat perhatian dari pengelola pasar. Selain disapu, lantainya juga dipel," ujar Jero Puspa, pedagang buah di los bumbu dan buah.

Perubahan di Pasar Agung Desa Peninjoan diakui Nini Karmini, pembeli. Setelah pasar ditata, ujar Nini, dirinya lebih mudah berbelanja di pasar itu. "Pasarnya lebih bersih. Berbelanja jadi lebih nyaman karena pedagangnya diatur tempatnya," katanya seusai berbelanja di Pasar Agung Desa Peninjoan pada 25 April lalu.

Perubahan pasar itu terjadi berkat sentuhan program revitalisasi pasar tradisional. Dengan perubahannya itu, Pasar Agung Desa Peninjoan bahkan menjadi salah satu pasar percontohan nasional. Pasar itu pun beberapa kali dikunjungi pejabat, bahkan menteri.

Di Kota Denpasar terdapat 51 pasar, sebanyak 35 di antaranya dikelola Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) Kota Denpasar dan 16 lainnya dikelola PD Pasar Kota Denpasar. Selain Pasar Agung Peninjoan di Denpasar Utara, pasar desa yang telah direvitalisasi ialah Pasar Nyanggelan Panjer di Denpasar Selatan.

Kepala BPM Kota Denpasar Made Mertajaya mengatakan, sebanyak 22 pasar dari 35 pasar desa yang dikelola BPM Kota Denpasar direvitalisasi Pemerintah Kota Denpasar dengan dibantu pemerintah pusat melalui Dana Tugas Pembantuan Kementerian Perdagangan. Program revitalisasi pasar desa mulai 2011.

Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra mengatakan, pasar desa atau pasar tradisional tidak hanya tempat jual beli, tetapi juga tempat berinteraksi bagi masyarakat. "Tawar-menawar dan tegur sapa ini menjadi ciri pasar tradisional yang tidak ditemukan di pasar modern," katanya.

Rai mengatakan, Pemkot Denpasar tidak melarang bertumbuhnya pasar modern. Pemkot berkomitmen memberdayakan pasar tradisional sebagai upaya memberdayakan perekonomian masyarakat akar rumput.

Untuk memberdayakan pedagang pasar, pemerintah tidak memberikan bantuan uang, tetapi memberikan fasilitas berupa perbaikan pasar dan pendampingan untuk pedagang. Dengan demikian, pedagang dapat bertahan dan pasar tradisional diharapkan mampu bersaing dengan pasar modern.

Revitalisasi pasar tradisional, menurut Rai, memberikan dampak positif terhadap pedagang dan masyarakat. Pedagang di pasar-pasar desa bertumbuh. Jumlah pedagang di pasar-pasar di Kota Denpasar, berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Denpasar 2014, sebanyak 7.542 orang, atau bertambah 67 orang sejak 2013.

Hasil pemantauan Pemkot Denpasar terhadap pasar desa, yang sudah direvitalisasi menunjukkan nilai transaksi di pasar desa itu juga meningkat. Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar, omzet di Pasar Agung Desa Peninjoan meningkat dari sekitar Rp 149,13 miliar pada 2013 menjadi sekitar Rp 168,28 pada 2014. Omzet Pasar Nyanggelan Panjer juga meningkat seusai direvitalisasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com