Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pontianak Hilfira Hamid mengatakan, tradisi ini merupakan agenda rutin pariwisata di Pontianak. Tak hanya sekadar dibunyikan, meriam tersebut turut dilombakan dalam festival meriam karbit.
"Dibanding tahun lalu, jumlah peserta festival meriam karbit tahun ini sedikit menurun. Hal ini dikarenakan panitia selektif menerima pendaftaran peserta," ujar Hilfira, Selasa (14/7/2015).
Ketua Meriam Kampung Bansir Zulkifli mengatakan, Kampung Bansir tahun ini juga akan turut berpartisipasi dalam festival meriam karbit. Kampung Bansir, menurut dia, memiliki enam meriam karbit berukuran panjang rata-rata enam meter.
Pembuatan meriam kayu berdiameter rata-rata di atas 50 sentimeter ini mulai terkendala dalam memperoleh bahan baku. Selain itu, harga karbit sebagai bahan bakar yang juga mengalami kenaikan. Meski demikian, animo masyarakat tetap tinggi untuk menggelar "perang" meriam karbit.
"Kekuatan kayu untuk meriam ini sekitar 3-4 tahun, tergantung jenis kayu. Kayu yang biasa digunakan untuk meriam itu kayu mabang," ujar Zulkifli saat ditemui disela-sela mempersiapkan meriam karbit di Gang Kuantan.
Usai dibunyikan setiap tahunnya, meriam karbit ini biasanya direndam di Sungai Kapuas, untuk digunakan lagi pada tahun berikutnya. Pantauan Kompas.com, sejumlah kampung sudah memposisikan meriam karbit ke arah Sungai Kapuas. Aneka ragam hiasan warna-warni turut memperindah tampilan meriam. Masing-masing kampung rata-rata memiliki 6-8 meriam karbit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.