Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usut Perbudakan, Wakil Kepala Kedutaan Myanmar Datang ke Tual

Kompas.com - 08/04/2015, 14:25 WIB
Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty

Penulis

AMBON, KOMPAS.com - Sempat mengalami keterlambatan karena gangguan pesawat di Saumlaki, Maluku Tenggara Barat, delegasi Pemerintah Myanmar yang dipimpin langsung Wakil Kepala Kedutaan Besar Myanmar untuk Indonesia akhirnya tiba di Kota Tual, Maluku, Rabu (8/4/2015).

“Delegasi Myanmar baru saja tiba hari ini di Kota Tual,” kata Kepala Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Tual, Mukhtar, di Ambon, siang tadi.

Dia mengungkapkan, delegasi yang dipimpin Wakil Kepala Kedutaan Myanmar untuk Indonesia itu beranggotakan 10 orang. Selain dari pihak kedutaan, sejumlah perwakilan dari International Organization Migran juga ikut dalam delegasi itu.

“Jumlah mereka yang baru tiba tadi sebanyak 10 orang. Seharusnya mereka sudah tiba sejak Selasa kemarin, cuma karena pesawat yang mereka tumpangi mengalami gangguan di Saumlaki sehingga mereka baru tiba hari ini,” kata dia.

Mukhtar menjelaskan, kedatangan delegasi Pemerintah Myanmar di Tual untuk mengusut adanya dugaan perbudakan yang menimpa warga Myanmar yang selama ini bekerja di Benjina. Kedatangan delegasi juga untuk proses pemulangan ratusan warganya ke Negara asal mereka.

“Kedatangan mereka tentu terkait adanya dugaan perbudakan itu. Tim juga datang untuk proses pemulangan ratusan ABK tersebut,” kata dia.

Menurut Mukhtar, setibanya, delegasi Myanmar itu langsung mendata dan melakukan pemeriksaan terhadap ratusan ABK yang saat ini ditampung di rumah penampungan PPN Tual tersebut.

”Sampai saat ini pemeriksaan dan pendataan ABK asal Myanmar masih terus dilakukan termasuk mendata 25 ABK lainnya yang baru saja tiba dari Dobo,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com