Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tuding Pabrik Cemari Lingkungan, Demo Mahasiswa Dibubarkan Preman

Kompas.com - 03/04/2015, 09:50 WIB
Kontributor Bone, Abdul Haq

Penulis


GOWA, KOMPAS.com
 — Puluhan mahasiswa di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, menjadi bulan-bulanan preman saat menggelar unjuk rasa menuntut penutupan pengolahan limbah di salah satu pabrik pembuatan makanan dan minuman.

Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Pelajar dan Mahasiswa (Hipma) Gowa itu menggelar demo di depan pabrik PT Mayora, Desa Pakkatto, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (2/4/2015). Masyarakat mengeluhkan keberadaan pengolahan limbah itu.

Awalnya, demo berlangsung lancar. Mahasiswa yang datang dengan mengendarai dua unit mobil pikap dan belasan sepeda motor ini langsung berorasi di depan pabrik. Mereka menuding bahwa pihak pabrik telah melanggar paraturan analisis masalah dampak lingkungan (amdal) yang menyebabkan sumur warga sekitar pabrik menjadi kering akibat pengeboran air oleh pabrik.

Beberapa menit setelah berorasi, salah seorang pria merampas mikrofon yang digunakan mahasiswa yang berorasi hingga berujung keributan. Puluhan mahasiswa pun menjadi bulan-bulanan para preman yang sejak pagi berjaga di sekitar pabrik. Beberapa di antaranya yang terjebak di tengah keributan harus menjadi korban pengeroyokan dan mengalami luka yang cukup serius.

Para mahasiswa itu pun kocar-kacir dikejar preman. Ketegangan mereda setelah aparat kepolisian yang melakukan pengamanan mengevakuasi mahasiswa untuk menjauh dari lokasi pabrik. Atas tindakan pihak pabrik yang dinilai anarkistis ini, para pendemo berjanji akan melanjutkan hal ini ke ranah hukum.

"Kami datang dengan baik-baik, tetapi malah dikeroyok sama preman dan pihak Kapolres Gowa harus bertanggung jawab karena aparatnya melakukan pembiaran," kata salah seorang mahasiswa.

Sementara itu, pihak pabrik menilai bahwa para mahasiswa telah ditunggangi kepentingan tertentu.

"Mereka mengatasnamakan masyarakat Pakkatto, masyarakat yang mana? Kami di sini malah senang ada pabrik karena di sini kami dapat lahan pekerjaan," kata Daeng Ngempo, salah seorang warga yang berjaga.

Guna mencegah keributan lebih lanjut, para mahasiswa itu pun meninggalkan lokasi pabrik. Sementara itu, puluhan personel kepolisian masih melakukan penjagaan di sekitar pabrik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com