Menurut dokter, bocah perempuan ini didiagnosis menderita intraabdomen susp tratama. Tragisnya lagi, selama tujuh bulan itu, Rifa tak mendapatkan perawatan medis karena keterbatasan biaya dan pengetahuan orangtuanya.
"Pernah dibawa ke puskesmas, dirujuk ke RSUD M Yunus, Bengkulu, lalu diminta dibawa ke Palembang atau Jakarta. Karena keterbatasan dana, kami bawa pulang, diobati tradisional saja menggunakan ramuan dedaunan," kata Amrina saat dihubungi Kompas.com via sambungan telepon, Jumat (6/3/2015) pagi.
Rifa kini susah bernapas. Ukuran kaki, tangan, dan tubuh Rifa pun mengecil. Rifa hanya tergolek lemas di tempat tidur dan tak jarang ia menangis, mungkin karena rasa sakit atau kesulitan bernapas.
Orangtuanya hanya bekerja sebagai nelayan kecil yang tinggal di rumah sangat sederhana, yang terbuat dari papan. Awalnya, Rifa lahir dalam kondisi normal. Namun, menginjak usia dua tahun, terdapat gejala aneh di tubuh Rifa. Pada bagian perutnya, muncul kelainan yang seiring berjalannya waktu semakin membesar. Mata bocah ini pun kian sayu.
Menurut Amrina, hari ini dikabarkan Pemerintah Kaur akan membesuk anaknya. Ada pula kabar bahwa Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah akan ke Kabupaten Kaur untuk menyambangi Rifa. "Kami berharap Rifa sehat seperti sedia kala. Kami tak tahu lagi harus melakukan apa dengan kondisi seperti ini," kata Amira.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.