Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/02/2015, 12:51 WIB
Kontributor Surabaya, Achmad Faizal

Penulis


SURABAYA, KOMPAS.com — Sembilan patung manusia Monumen Jayandaru di Alun-alun Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, mulai dipindahkan, Jumat (27/2/2015) pagi. Sebuah alat berat disiapkan untuk memindahkan patung tersebut ke dua unit kendaraan truk yang disiapkan untuk kemudian diangkut ke lokasi lain.

Berdasarkan pantauan, pemindahan patung dilakukan sejumlah pekerja. Mereka terlihat sangat berhati-hati agar patung tersebut tidak rusak atau terjatuh. Pemindahan patung menjadi tontonan warga yang saat itu kebetulan sedang bersantai di alun-alun dan warga yang sedang melintas di jalan depan alun-alun.

"Itu patung yang sempat diprotes ya Pak? Sayang ya, padahal bagus," ungkap seorang remaja perempuan kepada salah satu pekerja pemindah patung.

Ulum, salah satu pekerja, mengatakan bahwa pekerjaan pembongkaran lantai penguat patung sudah rampung.

"Patung-patung akan dipindah ke lapangan golf milik PT Sekar Laut di Kecamatan Pandaan, Pasuruan," katanya.

Ulum menolak berkomentar soal mengapa patung-patung itu dipindah dari tempatnya. Dia mengaku hanya melaksanakan tugas dari atasannya untuk membongkar lantai penahan sembilan patung itu.

"Soal itu, saya tidak tahu Pak, silakan langsung tanya ke perusahaan saja," kata Ulum.

Monumen Jayandaru yang dibangun dengan dana CSR perusahaan pengolah hasil laut, PT Sekar Laut Sidoarjo, itu mengundang polemik. Ormas Islam setempat menilai, patung tersebut melanggar norma agama dan tidak relevan dengan kultur masyarakat Sidoarjo yang dipenuhi banyak pesantren.

Patung yang menggambarkan profesi warga Sidoarjo sebagai petani, pedagang, dan nelayan itu dianggap mirip berhala. Atas protes itu, kalangan seniman di Sidoarjo mengaku prihatin. Mereka menilai protes itu membelenggu ekspresi warga Sidoarjo yang diapresiasikan melalui karya seni. Kalangan seniman balik menuding ormas Islam terlalu sempit memaknai ajaran agama soal patung.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com