Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekonstruksi Pembantaian Satu Keluarga di Siantar, Ayah Korban Hadir

Kompas.com - 24/02/2015, 14:19 WIB
Kontributor Pematangsiantar, Tigor Munthe

Penulis


PEMATANGSIANTAR, KOMPAS.com - Tak banyak yang diucapkan Marlan Sitorus (52) saat hadir dalam proses reka ulang penyerangan yang dilakukan Budi Alamsyah (38) hingga putranya, Reza Sitorus, tewas pada hari Minggu (22/2/2015).

Pria yang menetap di Porsea, Kabupaten Tobasa, Sumatera Utara, itu hadir di Pematangsiantar, Selasa (24/2/2015), sekitar pukul 08.00 Wib untuk memenuhi undangan Polres Pematangsiantar yang akan melakukan reka ulang penyerangan terhadap dua anaknya dan satu sepupunya, Selasa (24/2/2015).

Dia berdiri di antara kerumunan warga yang memadati lokasi digelarnya reka ulang. Saat satu unit mobil Avanza tiba di depan rumah dan polisi menurunkan tersangka, Marlan berusaha menahan emosinya. Dengan wajah yang murung, dia menatap tajam ke arah Budi yang mengenakan topeng dikawal sejumlah petugas.

"Saya sedang tak enak pikiran, Lae," katanya saat coba diminta memberi komentar dengan proses reka ulang.

Menurut Marlan, pada tahun 2001, dia meninggalkan Pematangsiantar untuk bekerja di PT Toba Pulp Lestari di Porsea. Tiga anaknya, dua laki-laki dan satu perempuan bersama istrinya dia tinggalkan di Pematangsiantar.

"Saya bekerja di PT TPL. Saya sendirian ke Porsea. Sebetulnya juga kampung halaman saya di sana. Saya di Siantar ini tinggal dulu di rumah mertua saya," katanya.

Reza dan Melly, dua anaknya yang tinggal di rumah neneknya di Jalan Sudirman, akhirnya menjadi korban penyerangan Budi Alamsyah. Reza tewas di lokasi kejadian, sedangkan Melly sempat sekarat dan dirawat akhirnya sudah pulih.

Budi Alamsyah sempat buron selama hampir tiga bulan sejak membantai tiga saudaranya, satu tewas bernama Reza Sitorus dan dua sekarat, yakni Anggi boru Nasution dan Melly boru Sitorus. Budi ditangkap setelah berpindah-pindah tempat. Pria yang memiliki kaki pincang ini akan dijerat Pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com