Gubernur Bali Ingatkan Hukum Karma jika Manusia Tak Bersahabat dengan Alam

DENPASAR, KOMPAS.com - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengimbau masyarakat yang memiliki lahan untuk membuat biopori atau lubang resapan air agar tidak mengalami kebanjiran di musim hujan. Menurutnya, ini salah satu upaya menjaga alam dengan baik.

“Lahan-lahan dibuatkan biopori supaya air bisa masuk kalau hujan. Jangan dibiarkan lahan begitu saja, semuanya disemen, semua diaspal. Mari kita biarkan lahan-lahan terbuka hijau, taati aturan-aturan yang ada, kalau kita ingin alam bersahabat dengan kita,” kata Gubernur Pastika di acara Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS) di Lapangan Renon Denpasar, Minggu (22/2/2015).

Mantan Kapolda Bali ini juga mengingatkan adanya hukum karma, jika kita bisa bersahabat dengan alam maka alam juga akan bersahabat dengan manusia. Untuk itu, masyarakat diajak untuk memelihara alam dengan baik.

“Semua itu timbal balik. Jangan membuat alam marah. Kita diajarkan hukum karma, kalau kita berbuat baik akan menerima hal yang baik. Itu hukum alam. Mari kita bersama-sama menjaga lingkungan. Jika kita menikmati suasana yang segar, lingkungan bersih, sekurang-kurangnya jangan ikut mengotori kalau tidak berkenan memungut sampah yang terlihat,” ujarnya.

Pastika juga menilai bahwa kesalahan kecil jika dibiarkan akan menjadi besar. Seperti dicontohkan di Denpasar masih adanya bangunan liar yang tidak ada IMB, jika tidak ditata dengan baik maka menimbulkan masalah baru yang berujung pada pemanfaatan lahan yang tidak baik dan sesuai aturan.