Salah satu anak Menaria, Aliando Sinaga (38), mengatakan, keluarga membawa korban ke rumah sakit yang dipimpin dokter Ria Telaumbanua ini pada pukul 05.00 WIB. Menaria mengalami sesak napas. Setelah sampai di rumah sakit, pihak rumah sakit hanya memeriksa sekadarnya dengan memberikan infus dan obat. Selanjutnya, pasien dibiarkan begitu saja dari pagi hingga sore tanpa ditangani dokter. Alhasil, kondisi Menaria kian memburuk.
Menaria juga hanya dirawat di ruangan biasa, yakni Paviliun B, bukan di ruang ICU meski kondisinya memburuk. Hingga akhirnya pada pukul 15.00 WIB, Menaria menderita sesak yang kian parah dan akhirnya meninggal dunia tanpa ada upaya pertolongan medis.
Merasa telah ditelantarkan oleh pihak rumah sakit hingga Menaria meninggal, keluarga pasien emosi dengan memaki pegawai rumah sakit.
"Kami masuk dan datang ke rumah sakit ini mulai jam 5 pagi, tapi tidak ada pelayanan dari pihak rumah sakit. Hanya infus dan obat saja yang diberikan, sementara ibuku dalam kondisi gawat darurat karena sesak bernapas. Apa karena kami pasien yang memakai BPJS makanya mereka membiarkan dan menelantarkan kami? Sampai ibuku meninggal tidak ditangani," teriak Aliando meluapkan amarahnya.
Hingga kini, Kompas.com sedang berusaha mengonfirmasi masalah tersebut ke pimpinan RSU Pematang Siantar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.