Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalur ke Toba-Samosir Rusak Parah

Kompas.com - 14/02/2015, 22:36 WIB


TOBA SAMOSIR, KOMPAS — Kondisi jalan dari Kabupaten Karo menuju Danau Toba di Sumatera Utara rusak parah. Selain digunakan untuk akses wisata, kerusakan jalan sepanjang lebih kurang 40 kilometer tersebut menghambat pengiriman hasil bumi dari sejumlah sentra pertanian di Kabupaten Dairi menuju Berastagi dan Kabanjahe, Kabupaten Karo.

Pantauan Kompas dari arah Kabupaten Karo menuju Tele di Kabupaten Toba Samosir, Jumat (13/2), jalan rusak mulai dijumpai dari Kecamatan Merek hingga Simpang Panji, Kabupaten Dairi. Jalan berlubang dengan diameter 1-2 meter dan aspal mengelupas. Jalan sepanjang sekitar 40 kilometer dari Simpang Panji ke Tele, Kabupaten Samosir, juga masih banyak yang rusak.

Tidak hanya jalan utama, jalur alternatif melalui Tanjung Beringin di Kecamatan Sumbul hingga Kecamatan Parbuluan sepanjang 35 kilometer yang melintasi Pembangkit Listrik tenaga Air (PLTA) Renun juga rusak sangat parah. Padahal, jalur tersebut digunakan warga dan angkutan umum trayek Medan-Samosir dan Medan-Humbahas.

Hampir 80 persen dari jalur tersebut rusak parah. Pada beberapa ruas, lubang jalan sepanjang hingga 5 meter memenuhi badan jalan selebar 3 meter. Kedalamannya pun bisa mencapai 50 sentimeter.

Beberapa pengendara sepeda motor terjatuh akibat terperosok dalam lubang jalan yang berbatu-batu. Kemarin, dua truk pengangkut jeruk mogok karena as gardan patah saat melintasi salah satu ruas jalan yang ambles hingga sedalam sekitar 1 meter.

Sabar Nainggolan (52), warga Desa Perjuangan, Sumbul, mengatakan, kerusakan jalan berpengaruh terhadap kelancaran penjualan hasil pertanian masyarakat ke Kabupaten Karo.

”Dulu jalan ini tiap hari ramai dilewati mobil angkutan umum dan mobil pribadi dari Medan tujuan Toba dan sebaliknya. Hasil panen pun jadi tidak bisa lagi cepat dibawa ke pasar karena jalan rusak,” ujarnya.

Sabar mengatakan, jalan rusak menyebabkan jalan yang semestinya bisa ditempuh sekitar 1 jam itu, kini bisa 2-3 jam.

Robert Situmorang (49), petani kentang di Desa Perbuluan, Kecamatan Sidikalang, mengatakan, buruknya kondisi jalan Dairi-Kabanjahe juga menyebabkan kapasitas pengangkutan hasil bumi harus dikurangi. Pada kondisi biasa, satu truk dapat mengangkut 7 ton sekali jalan, tetapi kini maksimal hanya 4 ton. Akibatnya, banyak sayuran yang menumpuk dan rusak di kebun.

Kerusakan jalan alternatif tersebut, lanjut Robert, sudah berlangsung sekitar 3 tahun.

Bupati Dairi KRA Johnny Sitohang Adinegoro mengatakan, jalur utama Dairi-Tele merupakan jalur nasional dan menjadi tanggung jawab pemerintah pusat. Terkait kerusakan jalur alternatif yang melintasi PLTA Renun, dia meminta dana tanggung jawab sosial perusahaan dari PLN untuk pemeliharaan jalan.

Kerusakan jalan juga terjadi di jalan yang menghubungkan Borong-Elar, salah satu nadi perekonomian rakyat di Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur. Akibatnya, untuk menempuh jarak sekitar 80 km memakan waktu sekitar 24 jam, itu pun harus menggunakan truk atau mobil bergardan ganda.

”Jaringan jalannya kini sangat buruk,” kata Aloysius Lalung (72), warga Runus, Desa Langgasai, Kecamatan Elar Selatan, di Borong, kota Kabupaten Manggarai Timur, Jumat. (GRE/ANS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com