Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Valentine, Warga NTT Gelar Aksi 1.000 Lilin untuk Brigadir Rudy Soik

Kompas.com - 14/02/2015, 20:43 WIB
Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere

Penulis


KEFAMENANU, KOMPAS.com
- Ribuan warga di sejumlah Kabupaten di Nusa Tenggara Timur (NTT) merayakan hari Valentine, Sabtu (14/2/2015), dengan menggelar aksi 1.000 lilin. Aksi itu digelar untuk Brigadir Polisi Rudy Soik, yang saat ini sedang menjalani proses persidangan di Pengadilan Negeri Kupang terkait kasus dugaan penganiayaan terhadap Ismail Pati Sanga.

Aksi itu digelar di Kota Kefamenanu (Kabupaten Timor Tengah Utara), Kota Atambua (Kabupaten Belu), Kota Maumere (Kabupaten Sikka) dan Kabupaten Sumba Barat Daya.

Khusus di Kota Kefamenanu, aksi tersebut dilakukan di depan Sekretariat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Kefamenanu. Di acara itu hadir masyarakat dari organisasi kepemudaan, pegiat hak asasi manusia, kedua orang tua dan keluarga Rudy Soik, hingga anggota DPRD TTU.

Koordinator aksi untuk wilayah Kefamenanu, Ferdy Maktaen mengatakan, perayaan hari valentine kali ini dirayakan sedikit berbeda, yakni menyerukan penegakan keadilan. (baca: Brigpol Rudy Soik Dituntut Enam Bulan Penjara)

“Kita buat aksi di hari kasih sayang ini juga sebagai sebuah respons spontanitas dari masyarakat yang bermula dari mendukung KPK dan Polri dalam menyelesaikan kisruh mereka. Kita juga mengapresiasi Polda NTT dalam penanganan kasus perdagangan orang khususnya Polres TTU. Kegiatan ini juga adalah seruan moral untuk majelis hakim pengadilan Negeri Kupang yang mengadili perkara Brigpol Rudy Soik, agar dapat mengambil keputusan adil yang diharapkan membebaskan Rudy dari segala tuntutan,” kata Ferdy kepada Kompas.com, Sabtu.

Ferdy menjelaskan, makna 1.000 lilin adalah seribu harapan untuk perdamaian dan keadilan di negeri ini. Dengan momen hari kasih sayang, kata dia, semua warga bisa memberikan kasih sayangnya bukan hanya keapda orang yang disayangi, tetapi juga terhadap negara.

Di hari kasih sayang ini, lanjut Ferdy, juga dijadikan sebagai kampanye kemanusiaan khususnya soal perdagangan orang. Menurut Ferdy, di Kabupaten TTU terdapat kantong tenaga kerja yang selama ini menyuplai banyak tenaga kerja. Tidak sedikit terjadi kejahatan kemanusiaan terhadap tenaga kerja asal TTU.

“Banyak warga TTU yang meninggal di tempat kerja di Malaysia, Singapura dan sejumlah negara lainnya. Namun, kejadian ini tidak sepenuhnya mendapat respons dari pemerintah, khususnya pemerintah Kabupaten TTU. Momen ini sebagai bentuk penyadaran pada masyarakat terhadap bahaya perdagangan orang,” ujar Ferdy.

Dalam acara tersebut, mereka menggelar aksi teatrikal hingga meminta tanda tangan ribuan warga TTU pada selembar kain putih sepanjang lima meter. Aksi itu sebagai bentuk dukungan kepada Rudy Soik, yang berasal dari Kefamenanu. (baca: Pengacara: Jika Rudy Soik Dipecat, Masyarakat Kehilangan Pemburu "Human Trafficker")

Sementara itu, koordinator aksi di Kota Atambua, Lola Fernandes mengatakan, kegiatan 1.000 lilin terpusat di lapangan umum Atambua. Acara itu diikuti oleh berbagai komunitas.

”Aksi tadi dimulai dari pukul 18.00 Wita hingga pukul 18.30 Wita,” kata Lola.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com