Di Kelurahan Parteker, dua sekolah yakni SDN Jungcangcang V dan SDN Jungcang VI dan belasan rumah warga ikut terendam. Sama halnya di Kelurahan Patemon, puluhan rumah warga juga tenggelam. Seluruh siswa di SDN Jungcangcang V dan VI pun dipulangkan.
Menurut Muhammad Amin Jakfar, Kepala Sekolah SDN Jungcangcang VI, siswa tidak bisa masuk ke dalam kelas karena halaman sekolahnya terendam banjir sejak pukul 05.00. Sementara di dalam kelas, air tidak sampai masuk.
"Air yang masuk ke halaman sekolah merupakan luapan sungai di belakang sekolah. Padahal tanggul penanggulangan banjir sudah dibangun dengan dana miliaran rupiah, tapi tak membawa pengaruh," ujarnya.
Amin Jakfar menambahkan, tahun ini merupakan banjir pertama kali yang melanda di sekolahnya. Tahun kemarin di sekolahnya sampai tiga kali terjadi banjir dan siswanya juga diliburkan. Pihak sekolah menginginkan pemerintah Kabupaten Pamekasan, meninggikan halaman sekolah agar ketika banjir datang, siswa tidak terendam untuk masuk ke dalam kelas.
"Kalau setiap kali hujan deras di kota ataupun di wilayah utara menyebabkan sekolah kami banjir, maka sangat mengganggu terhadap kelancaran proses pendidikan di sekolah kami," ungkapnya.
Sementara itu, Muhammad Harto, Kepala SDN Jungcangcang V mengatakan, jika datangnya banjir bisa diprediksi lebih awal maka peralatan sekolah, termasuk buku pelajaran bisa diamankan lebih dulu. Namun ketika terjadi di malam hari, maka peralatan sekolah bisa terendam.
"Tahun kemarin buku perpustakaan dan komputer terendam juga karena banjir pula," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.